Viral di Medsos

Kisah Pilu Nabila 3 Tahun Dibully Dicaci Sampai Dihina di Sekolah, Berakhir Depresi Lalu Meninggal

Kisah gadis pelajar SMK bernama Nabila (18) yang diduga menjadi korban bully di sekolah viral di media sosial.

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Istimewa/tangkapan layar
Kisah gadis pelajar SMK bernama Nabila (18) yang diduga menjadi korban bully di sekolah viral di media sosial. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kisah gadis pelajar SMK bernama Nabila (18) yang diduga menjadi korban bully di sekolah viral di media sosial.

Diduga akibat bullying atau perundungan tersebut, Nabila mengalami depresi dan akhirnya meninggal dunia.

Nabila ini diketahui merupakan warga Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Video kondisi memilukan Nabila beredar di media sosial kemudian menjadi perbincangan warganet.

Dalam video beredar tersebut memperlihatkan Nabila sedang terbaring dikelilingi keluarganya.

Gaya bicara Nabila bahkan sudah terdengar agak melantur ketika diajak berkomunikasi.

Baca juga: Siswi SMP di Bojonggede Bogor Jadi Korban Bully, Disdik Minta Pengawasan Diperketat

Dalam video beredar itu memperlihatkan korban sedang berbicara dengan Ua-nya.

"Hooh, Ua, Neng dibikin gak enak kabeh (semua). Neng disuruh-suruh terus, Ua," kata Nabila.

"Neng mah gak sombong ya ?," tanya Ua.

"Enggak," jawab Nabila.

"Neng disuruh-suruh terus alhamdulillah, disayang Allah," ujar Ua.

"Disayang Allah, nanti dia gak akan berani nyuruh Neng lagi ya," sambung Ua-nya mencoba menenangkan korban yang tiba-tiba memeluk erat.

Tiga Tahun dihina dan dicaci

Ibu korban, Siti Aminah (42), mengatakan, bullying yang diduga dilakukan teman kelas Nabila itu berlangsung selama 3 tahun.

Perundungan itu berupa hinaan, cacian, paksaan untuk mengerjakan tugas hingga diminta menggendong dari toilet ke ruang kelas.

"Anak saya sudah mengalami berbagai bentuk bullying selama tiga tahun. Memang bukan fisik tapi lebih ke psikis seperti dihina dicaci, dan disuruh-suruh," ujar Siti, Senin (10/6/2024) dikutip dari Tribun Jabar.

Sebetulnya pihak keluarga mengetahui aksi bullying itu sudah terjadi sejak korban kelas 2 karena ada teman korban yang melapor.

Siti lalu mengonfirmasi hal tersebut kepada Nabila.

"Tapi anak saya Nabila meminta untuk tidak meributkan. Lalu puncaknya terjadi saat anaknya mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) pada November 2023," katanya.

Ia mengatakan, saat PKL itu Nabila dipaksa pelaku untuk memasak nasi saat posisinya sedang tidur pulas.

Baca juga: Pembalasan Santri Korban Bully di Ponpes Riau, Sampai Timbulkan Kebakaran, Pelaku Tewas Terpanggang

Tetapi Nabila melakukannya karena enggan membesar-besarkan. Dia hanya ingin sekolahnya lancar dan tak ada musuh.

Setelah itu, Nabila tiba-tiba menghampiri dan langsung memeluknya ibunya pada 8 Mei 2024.

Nabila mengeluh capai tetapi bersyukur karena segera lulus sekolah.

"Tapi setelah itu kesehatan anak saya justru menurun, terus sering terlihat murung sendiri, marah-marah, dan berontak," ucap Siti.

Ia mengatakan, pihak keluarga sempat membawanya ke satu klinik untuk mendapat pengobatan.

Dokter memvonis Nabila mengalami gangguan kejiwaan hingga harus dirujuk ke rumah sakit jiwa.

"Berbagai pengobatan telah dilakukan tapi kondisi anak saya enggak mengalami perbaikan. Hingga akhirnya pada Kamis 30 Mei 2024, Nabila meninggal dunia," katanya.

Siti juga sudah mengetahui aksi bullying yang menimpa anaknya viral di media sosial.

Tetapi pihaknya memastikan tak pernah mengunggah untuk memviralkan kasus tersebut.

"Kita juga enggak tahu siapa yang viralkan. Kalau saya sudah ikhlaskan atas kepergian anak kami. Tetapi untuk tindak pelaku harus diusut tuntas agar enggak ada lagi korban serupa," ujar Siti.

Aparat kepolisian belum memberikan keterangan terkait kasus tersebut.

Tetapi dikabarkan kasus bullying ini sedang diditangani Satreskrim Polres Cimahi.

Pengakuan sahabat

Teman semasa kecil korban, Amanda (18), mengatakan selama ini Nabila tidak pernah mengungkap secara gamblang aksi bullying yang dialaminya.

Alih-alih korban malah menceritakan hal yang baik-baik tentang pelaku.

"Jadi kaya menjaga nama baik si pelaku itu, padahal dia sudah kaya gitu keadaannya karena Nabila ini orangnya penyayang," ujarnya saat ditemui di kediaman korban, Senin (10/6/2024).

Baca juga: Percakapan Ibu dengan Korban Bully Siswa SMA di Serpong : Kamu Pernah Sakitin Orang Enggak ?

Selain penyayang, kata Amanda, korban juga merupakan sosok yang periang, baik dan sabar.

Sehingga ia sama sekali tak menyangka bahwa Nabila jadi korban bullying hingga dia depresi lalu meninggal dunia.

"Dia juga gak pernah ngomong yang gak enak, memang mendem orangnya. Saya terakhir ketemu tahun baru, kita main dan Nabila juga ngomong pengen temenan sama saya selamanya," kata Amanda.

Pihak keluarga sudah berusaha mengadukan ke pihak sekolah maupun keluarga terduga pelaku, namun tak mendapatkan respons yang memuaskan.

Sosok pembully

Sosok teman sekelas yang diduga membully Nabila ini diketahui merupakan siswi berinisial A.

"N ini (Nabila) adalah siswa yang mudah bergaul dengan teman-tamannya, baik dan juga sangat menghargai siswa A (pelaku)," ujar Kepala SMK, Rizky Zaskia Hilmi saat ditemui, Selasa (11/6/2024).

Sedangkan siswa A, kata dia, cenderung pendiam dan sangat nyaman berteman dengan Nabila, sehingga dari hasil profiling guru BK tidak ada hal yang mengarah bahwa A tersebut melakukan aksi bullying kepada Nabila.

"Itu sudah dilakukan profiling oleh BK, jadi pertemanan mereka baik-baik saja dan itu terlihat saat mereka berada di ruangan kelas," katanya.

Baca juga: Pesan Haru Bocah SD di Bekasi Korban Bully Sebelum Tewas, Minta Ibu Tetap Sayang dan Nunggu di Surga

Sementara sebelum meninggal dunia, kata Rizky, kondisi Nabila pada 22 Mei 2024 masih bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru.

Tetapi dia kesulitan tidur dan merasa badannya kaku dan pegal-pegal.

"Akan tetapi masih bisa bercengkrama dengan baik bersama kami seperti bercanda saling menghibur dan bercerita akan segera wisuda karena sudah lulus, tinggal menunggu seremonial wisuda," ucap Rizky.

Hanya saja saat itu, pihaknya melihat ada keterbatasan dari Nabila untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.

Tetapi dia berpesan tidak ingin memperpanjang konflik karena ingin fokus terhadap kelulusannya.

"Jadi aparat kepolisian dari Satreskrim sudah meminta informasi apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian menyarankan untuk diambil jalur damai dan mediasi secara kekeluargaan karena Satreskrim melihat masih ada potensi tersebut," katanya.

Ia mengatakan, dari hasil mediasi yang sudah dilakukan, belum mencapai kesepakatan berdamai secara sah karena baru secara lisan, sehingga pada mediasi nanti diharapkan ada kesepakatan damai secara tertulis dari dua keluarga.

 

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved