Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pesan Terakhir Peternak Kambing Sebelum Dibunuh Puluhan Orang: Jagalah Adik Sama Mamakmu

Sarengat (65), seorang peternak kambing tewas dibunuh secara sadis setelah diserang puluhan orang yang membawa senjata tajam.

Editor: Vivi Febrianti
(KOMPAS.com/GOKLAS WISELY)
Suasana kediaman peternak kambing, Sarengat (65), di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, pada Kamis (13/6/2024). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sarengat (65), seorang peternak kambing tewas dibunuh secara sadis setelah diserang puluhan orang yang membawa senjata tajam di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (3/5/2024).

Penyerangan tersebut terjadi pada Jumat jelang tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Istri korban, Nurlelani (60), masih mengingat jelas detik-detik suaminya diserang secara membabi buta hingga akhirnya tewas.

Nurlelani mengatakan, saat tengah berkumpul bersama keluarga, ia tiba-tiba terdengar suara puluhan orang menggeruduk rumahnya dengan menyalakan petasan dan melempari batu.

"Waktu kejadian saya di dalam rumah. Waktu itu saya lagi duduk sama bapak (suaminya). Itulah datang serangan itu, bertubi-tubi tidak ada berhentinya," kata Nurlelani, Kamis (13/6/2024).

Ia mengaku langsung mengucap takbir sembari memeluk anak perempuannya dan berupaya menyelamatkan diri.

Sementara suaminya mencoba keluar dari rumah melalui pintu belakang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sambil melihat situasi, Sarengat berpesan kepada anak laki-lakinya agar menjaga ibu dan sang adik.

"Begitu nampak orang banyak nyerang rumah kami, bapak keluar dia bilang ke anak saya yang laki-laki, 'kau jagalah adikmu sama mamakmu'," terang dia.

Di tengah keributan itu, sesekali Nurlelani mendengar teriakan dari luar 'matikan saja semuanya'.

Ketika itu, Nurlelani hanya bisa menangis histeris sembari memeluk anak perempuannya.

Ia pun mendapati suaminya terluka parah akibat terkena sabetan senjata tajam.

Sementara anaknya bernama Sandra Ramadhan terkena panah yang menembus bahunya. 

"Kaki bapak (suaminya) sebelah kanan terluka parah dibacok, di punggung belakangnya juga dibacok. Kenapa orang tua sampai digituin, sudah seperti binatang dibuatnya," beber Nurlelani.

Menurut Nurlelani, ia dan keluarganya sudah tinggal di desa tersebut selama 20 tahun dan tak pernah memiliki masalah dengan siapa pun.

Ia pun meminta agar pihak kepolisian mengusut kasus tersebut dan mengadili para pelaku.

"Saya minta tolong ditindak seadil-adilnya para pelaku. Saya nggak terima, hukumlah seberat-beratnya. Karena mereka membantai kami nggak memikirkan kemanusiaan. Saya nggak pernah punya masalah bahkan nggak kenal dengan mereka," jelas dia.

Sebulan kemudian sang anak juga diserang OTK

Sebulan kemudian, anak Sarengat yakni Sandra Ramdhan (24) juga diserang dua pria saat ia melintas di Jalan Diponegoro, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Minggu (2/6/2024).

Ia bercerita saat itu ia hendak pulang ke rumahnya usai mengantarkan ibunya ke acara keluarga.

Sewaktu melintas di lokasi, sekitar pukul 11.30 WIB, tiba-tiba ada dua pria yang mengendarai sepeda motor memepetnya dari belakang.

Oleh pelaku Sandra diserang menggunakan rantai dan air soft gun. Beruntung Sandra berhasil menyelamatkan diri. Ia pun melapor ke Polsek Tembung.

Menurut Sandra, salah satu pelaku terlibat dengan kasus pembunuhan ayahnya.

“Dua orang itu, inisial AR dan AN. Aku tidak terlalu kenal mereka. Tapi yang aku tahu, AN ini ada kaitannya dengan pembunuhan ayah saya,” kata Sandra kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Rabu (13/6/2024).

“AN ini coba menyerang saya pakai rantai besar dengan panjang, kemungkinan, sekitar 70 cm.

Cuma itu gak kena aku, tapi stang motor. Spontan aku jatuh lah. Pas aku noleh ke belakang, pelaku satu lagi mengambil airsoft gun,” sambungnya.

Sandra melarikan diri kepemukiman warga sembari berteriak minta tolong.

Beruntung, warga sekitar langsung membantu mengejar pelaku.

Sepeda motor dan rantai yang dibawa pelaku pun tertinggal di lokasi.

“Pelaku sempat coba menembak sebanyak tiga kali. Tapi karena aku larinya belok-belok ke rumah warga, jadi tidak kena,” ujar Sandra.

Menurut Sandra, beberapa hari setelah penyerangan sang ayah, ia dan warga menangkap salah satu pelaku berinisial A.

Pelaku ini ditangkap, pada Senin (10/6/2024) dan diserahkan ke Polsek Medan Tembung.

Ia menduga penyerangan dilakukan karena anak-anak Sarengat melaporkan kasus itu ke polisi.

Kanit Reskrim Polsek medan Tembung, AKP Japri Binsar Simamora mengatakan, pihaknya telah menangkap sejumlah orang terkait penyerangan tersebut.

"Total ada empat orang yang sudah kita amankan," ujarnya, Kamis.

Diketahui, aksi penyerangan itu sempat terekam kamera pengawas CCTV yang terpasang tak jauh dari lokasi kejadian.

Puluhan pelaku yang diperkirakan berjumlah sekira 50 orang datang dengan berjalan kaki.

Para pelaku terlihat menenteng senjata tajam ukuran panjang.

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved