Tangis PKL di Puncak Lapaknya Dihancurkan Alat Berat: Mending Kelaparan Daripada Pindah ke Rest Area

Isak tangis mewarnai penertiban lapak bangunan liar pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Penertiban lapak Pedagang kaki lima di Kawasan Puncak Bogor, Senin (24/6/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Isak tangis mewarnai penertiban lapak bangunan liar pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Para pedagang pun hanya bisa pasrah melihat tempatnya mencari nafkah dibongkar paksa oleh petugas.

Seperti halnya Eti (38) yang mengaku sudah menempati tempat tersebut sejak puluhan tahun lalu.

Ia tak kuasa menahan kesedihannya ketika menyaksikan ladang usahanya dihancurkan.

"Ini mah turun-temurun dari orang tua, dulu orang tua kerja di kebun teh pensiun dikasih pesangon buat usaha," ujarnya kepada wartawan, Senin (24/6/2024).

Ia pun mengaku kebingungan untuk bertahan hidup ke depan setelah lapaknya tak bisa lagi untuk di tempati.

Meskipun memiliki kios di Rest Area yang telah dibangun oleh pemerintah, ia mengatakan enggan untuk menempati kios tersebut.

Pasalnya, kata dia, Rest Area Gunung Mas tidak begitu diminati oleh pengunjung sehingga ia sulit untuk mendapatkan keuntungan.

"Pernah (menempati kios di rest area) engga dapet uang, yang beli kopi juga engga ada. Anak empat sekolah semua, makan dari sini, sekolah dari sini (lapak yang ditertibkan," ucapnya.

Bahkan, ia menegaskan lebih memilih menahan rasa lapar ketimbang mengisi kios di rest area walaupun tanpa biaya sewa.

Pun begitu, Eti tak menampik jika Rest Area Gunung Mas menjanjikan keuntungan maka ia akan kembali mengisi kiosnya yang telah disediakan.

"Engga mau, mendingan kelaparan daripada pindah ke rest area mah. Di rest area bukan buat usaha itu mah. Engga ada yang belinya, kalau rame mah mau, kalau sepi mah siapa yang mau belinya atuh, yang ada belanja-belanja, engga untung malah buntung," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved