Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Keselamatan Pejalan Kaki di Kota Bogor Terancam, Aksi Pesepeda Cegat Pemotor di Pedestrian Viral

Keselamatan pejalan kaki di Kota Bogor kini semakin terancam oleh pengendara motor yang nekat menggunakan jalur pedestrian.

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Damanhuri
Tangkapan Layar Suparno Jumar
Aktivis lingkungan yang juga Satgas Naturalisasi Ciliwung Suparno Jumar geram dengan aksi pengendara sepeda motor di Jalan Ir Djuanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (9/7/2024). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Keselamatan pejalan kaki di Kota Bogor kini semakin terancam oleh pengendara motor yang nekat menggunakan jalur pedestrian.

Seorang aktivis lingkungan yang juga Satgas Naturalisasi Ciliwung Suparno Jumar sempat mencegat pengendara motor yang melintas motor di Jalan Ir Djuanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (9/7/2024).

Sebab, pemotor ini naik ke atas pedestrian dan menyerobot jalur pejalan kaki dan pesepeda.

Saking geramnya, Suparno Jumar sampai menghalangi pengendara sepeda motor ini dengan menggunakan sepeda lipatnya yang berwarna hijau.

Ia juga memposting hal ini ke media sosial instagramnya.

Dalam video postingannya, pengendara ini tidak bisa melanjutkan perjalanannya di atas pedestrian.

Meski sudah dihalangi olehnya, pengendara yang menggunakan sepeda motor beat berwarna hitam tidak memutar balikan kendaraannya. Ia malah diam di atas motor yang dikendarainya.

“Jalur pesepeda di Jalan Juanda ke arah Paledang sering dilanggar oleh pemotor. Video ini saya rekam 9 Juli 2024 sekitar jam 14.00 WIB,” tulis Suparno Jumar dalam postingannya.

Saat dikonfirmasi, Suparno mengatakan, kejadian ini terjadi saat jalur SSA sedang lancar.

Pemotor ini hendak mengarah ke BTM namun enggan berputar di SSA.

“Iya itu motor kebanyakan dari arah Paledang ke arah BTM dan lawan arus pesepeda,” kata Suparno saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Tidak hanya satu pemotor saja yang naik ke atas pedestrian.

“Yang sempat kerekam itu satu dan yang tidak kerekam mungkin sekitar 10,” ujarnya.

Jika terus dibiarkan, hal ini dapat membahayakan pejalan kaki dan pesepeda yang naik di pedestrian.

“Membahayakan. Aturan disitu juga harus ditegakan. Jika tidak ditegakan, ya tetap membahayakan,” tandasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved