Breaking News

Respon Anak dari Kakek Nenek yang Tewas Membusuk di Jonggol, Tetangga Geleng Kepala Saat Telepon

Telantarkan orangtuanya hingga tewas membusuk, begini perlakuan anak-anak lansia di Jonggol.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase TribunBogor
Telantarkan orangtuanya hingga tewas membusuk, begini perlakuan anak-anak lansia di Jonggol. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Diduga ditelantarkan anak-anaknya, kakek nenek ditemukan tewas mengenaskan di Jonggol, Kabupaten Bogor.

Jenazah suami istri itu sudah menghitam akibat pembusukan saat pertama kali ditemukan oleh warga, Sabtu (13/7/2024).

Video penemuan jasad kakek nenek itu pun viral di media sosial.

Terlihat Ketua RT didampingi security dan warga sekitar membuka paksa rumah pasutri itu.

Mereka menangis histeris saat melihat Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) sudah dalam kondisi membusuk di atas ranjang yang sama.

Kapolsek Jonggol, Kompol Wagiman mengatakan, penemuan jasad kakek nenek itu berawal dari ada kecurigaan warga sekitar yang sudah beberapa hari tidak melihat korban keluar rumah.

"Sehingga warga curiga dan menghubungi ketua RT, setelah itu ketua RT datang dengan satpam untuk melakukan pengecekan," kata Kompol Wagiman dikutip dari tvOneNews, Rabu (17/7/2024).

Sesampainya di TKP, ketua RT dan warga mencoba memanggil pasutri tersebut, namun tak kunjung mendapatkan respon.

Tetangga mengurai cerita soal gelagat kakek nenek di Bogor yang ditemukan tewas membusuk dalam kamar hingga sosok anak-anak almarhum.
Tetangga mengurai cerita soal gelagat kakek nenek di Bogor yang ditemukan tewas membusuk dalam kamar hingga sosok anak-anak almarhum. (kolase Instagram)

Akhirnya mereka pun sempakat untuk membuka pintu secara paksa sambil merekam sebagai bukti bahwa tujuannya hanya untuk mencari keberadaan korban.

"Setelah terbuka ditemukan bahwa pasutri sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dalam satu ruangan yang sama," lanjut Kompol Wagiman.

Menurut dia, pasutri lansia itu hanya tinggal berdua di rumahnya.

"Tidak ada keluarga maupun anak yang tinggal bersama, istri mengalami sakit stroke, kemudian dibawa ke RSUD Cileungsi untuk pemeriksaan," jelasnya.

Berdasarkan hasil olah TKP, kata dia, tidak ditemukan kerusakan maupun kehilangan barang dari korban.

Ia pun membenarkan kalau anak-anak korban sudah jarang pulang ke rumah orangtuanya.

"Kita masih belum bisa dapat alamat maupun kontak anak-anaknya, karena selama ini yang melakukan mengecek keberadaan atau kesehatan pasutri tersebut adalah dari gereja, dan kami sudah minta tapi pihak gereja kehilangan kontak terkait keberadaan anak tersebut," tutur dia.

Sementara itu, dikutip dari Facebook Dian Deedee Ronawati, pihak Ketua RT sempat mengcoba menghubungi anak-anak korban.

"Tapi tidak direspon," tulis Dian.

Ia juga menuturkan, korban memiliki tiga anak laki-laki.

"Tapi memang anak-anak beliau tidak ada kepedulian sama sekali. Sungguh prihatin," tulisnya.

Menurutnya, pasutri itu dulunya merupakan pelaut sementara sang istri pernah bekerja di RRI.

"Sayang ketiga (3) anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak oma dan opa tinggal bersama mereka," kata dia.

Menurut dia, banyak cerita di seputaran mengapa ketiga anak oma dan opa tidak peduli, namun dirinya tidak bisa menceritakan di sosial media.

Bahkan saat pihaknya mencoba menghubungi anak-anak korban, mereka hanya bisa mengelus dada.

"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak⊃2; tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," tandasnya.

Dian pun menegaskan bahwa seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang.

Sementara anak-anaknya tetap tidak ada yang bisa dihubungi.

Kedua jenazah pasutri itu sudah dimakamkan pada Sabtu (13/7/2024).

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved