'Hubungan Tidak Harmonis' Kata Anak Hans Tomasoa, Ungkap Alasan Tak Pernah Jenguk Oma Opa di Jonggol
Anak Hans Tomasua rupanya sempat curhat ke Ketua RT setelah kedua orangtuanya meninggal dunia.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Curhatan anak bungsu oma opa meninggal di Jonggol diungkap oleh ke Ketua RT setempat.
Anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa itu mengurai alasan kenapa dirinya tak pernah menjenguk kedua orangtuanya.
Rupanya kepada Ketua RT, anak bungsu mengaku kalau hubungannya dengan Opa Hans dan Oma Rita sedang tidak harmonis.
Ketua RT mengatakan, sejak Hans Tomasoa dan istrinya tinggal di wilayahnya, dirinya tidak pernah bertemu dengan anak-anak mereka.
Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) tinggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
"Oma opa punya tiga putra, kalau yang pernah ketemu sama saya langsung mohon maaf sampai kejadian ini belum ada," kata Ketua RT dikuti dari Intens Investigasi, Jumat (19/7/2024).
Saat oma opa meningga, Ketua RT baru pertama kali bertemu dengan anak Hans Tomasoa.
"Jadi saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak bungsu opa oma ini setelah opa dan oma disemayamkan," kata dia.
Sementara saat anak pertama dan kedua datang ke wilayahnya pascakematian oma opa, kebetulan tidak sempat bertemu dengan Ketua RT.
Kepada Ketua RT, anak bungsu mengaku ada masalah keluarga di antara mereka.
"Dari penyampaian anak bungsu opa dan oma, dia menyampaikan bahwa ada ketidakharmonisan di dalam hubungan mereka," tuturnya.
Namun ia menghargai privasi keluarga Opa Hans dengan tidak menanyakan masalahnya.
"Itu menjadi ranah privasi mereka, saya hanya mengetahui mungkin mereka sedang tidak dalam hubungan yang baik," kata dia.
Sementara itu, Pengurus RT, Jonathan Tobing mengatakan kalau anak bungsu Hans Tomasoa baru datang di tengah-tengah pemakaman.
"Anak bungsu hadir di tengah-tengah acara pemakaman, anak pertama dan kedua datang ke lingkungan kami Sabtu malam," kata dia dikutip dari Youtube tvOneNews, Jumat.
Kepada Jonathan, anak pertama dan kedua Opa Hans mengaku baru tahu kabar orangtuanya meninggal pada siang hari.
"Alasan mereka berdua itu mendapat informasi sekitar jam 1 siang, tidak menjelaskan apapun soal adanya permasalahan keluarga," tutur Jonathan.

Sementara itu, bendahara RT, Uthe mengaku sempat menghubungi anak bungsu Hans Tomasoa.
Uthe berusaha menghubungi sang anak bungsu tapi tidak mendapat respon.
"Saya sebenarnya sangat kesal sama anak-anaknya, kalau emang gak mau mengakui orangtua ini ya sudah berikan ke orang lain dan jangan mengejar hal-hal lain setelah mereka meninggal," kata dia.
Ia bahkan mengaku kesal dengan perilaku anak-anak Hans Tomasoa.
"Apalagi di saat meninggalnya itu saya coba telepon itu gak diangkat, saya coba kirim videonya itu pun gak direspon," ujarnya.

Bahkan pihak gereja yang mencoba menghubungi anak bungsunya itu juga sama-sama tak mendapat respon.
Barulah saat oma dan opa dibawa ke RSUD Cileungsi, anak bungsunya baru menanggapi.
"Terus begitu kita bawa ke RSUD barulah di situ direspon. Pas direspon itu sebetulnya gak enak ngeresponnya," kata dia.
Oma Rita bukan stroke
Sementara itu, pengurus RT setempat, Jonathan Tobing mengatakan, kondisi Rita Tomasoa memang sudah tidak bisa bergerak aktif lagi.
Namun ia membantah bahwa Oma Rita menderita stroke.
"Kami mencoba meluruskan dari pengakuan beliau juga, bahwa oma tidak menderita stroke namun Parkinson, setengah tubuhnya ke bawah sudah tidak bisa bergerak," jelas dia.
Sehingga untuk pergerakannya sehari-hari, Oma Rita harus dibantu kedua tangannya untuk sekedar menggeser tubuh.
"Jadi sehari-hari opa yang merawat oma, sedangkan kondisi opa sehari-hari juga tidak bisa dibilang dalam keadaan fit juga," katanya.
Bahkan Hans Tomasoa menurutnya sempat bercerita soal sakit di lututnya.
"Beliau cerita ke saya lututnya ada gangguan, jadi kalau ditekut sedikit pun itu terasa sangat sakit. Opa juga kalau berjalan speed-nya sangat lambat," ungkap Jonathan.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Kalah Jumlah saat Tawuran, Seorang Remaja di Jonggol Bogor Alami Luka Bacok di Kepala |
![]() |
---|
Bikin Geger Warga, Ketua RT di Ciomas Kabupaten Bogor Ditemukan Tewas |
![]() |
---|
Diam-diam Ketua RT Gen Z Simpan Kisah Pilu, Dedi Mulyadi Sampai Kaget Dengar Cerita Ayah Arya |
![]() |
---|
Inilah 3 Alasan Dedi Mulyadi Kesengsem Kagumi Ketua RT Gen Z, Bukan Cuma Ogah Dikasih Uang Segepok |
![]() |
---|
The Next Dedi Mulyadi, Sifat Asli Ketua RT Gen Z Dibongkar Warga, Ayahnya Bukan Sosok Sembarangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.