Fakta Baru Kasus Rapper P Diddy, 100 Lebih Korban Pelecehan Buka Suara, Pengacara: Itu Mengejutkan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Fakta baru nan mengejutkan kembali muncul terkait kasus rapper kenamaan asal Amerika Serikat yakni P Diddy.

Produser musik asal Ohio bernama asli Sean Combs itu kini 'diserang' oleh lebih dari 100 terduga korbannya.

Bersama pengacara kenamaan Tony Buzbee, para terduga korban P Diddy itu membongkar kekejian Sean Combs selama 30 tahun ke belakang.

Seperti diketahui, P Diddy diduga terlibat dalam berbagai kejahatan di antaranya perdagangan manusia, pelecehan seksual, pemerasan, kekerasan, hingga prostitusi.

Atas perbuatannya itu, P Diddy pun resmi ditangkap FBI di bulan September 2024 lalu.

Belakangan, Tony Buzbee mengungkapkan bahwa ia mewakili 120 korban P Diddy.

Para korban itu mengungkap dugaan kejahatan P Diddy yakni perihal serangan seksual atau pemerkosaan yang kejam, seks yang difasilitasi dengan zat terlarang, penyebaran rekaman video dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

"Kami akan mengungkap para pendukung yang memungkinkan tindakan ini secara tertutup. Kami akan terus menangani masalah ini, tidak peduli siapa yang terlibat dalam bukti tersebut," pungkas Tony Buzbee dikutip TribunnewsBogor.com dari usatoday, Rabu (2/10/2024).

Lebih lanjut, Buzbee menyebut bahwa daftar korban sudah panjang.

"Tetapi karena sifat kasus ini, kami akan memastikan bahwa kami benar sebelum melakukannya. Namun nama-nama yang akan kami sebutkan... adalah nama-nama yang akan mengejutkan Anda," ujar Buzbee.

Diwartakan sebelumnya, P Diddy yang telah mempertahankan ketidakbersalahannya di tengah banyaknya gugatan perdata yang menuduh pelecehan seksual dan fisik selama setahun terakhir, tetap ditahan di Unit Perumahan Khusus di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn.

Kasus-kasus tersebut, yang diajukan oleh 60 pria dan 60 wanita, mencakup insiden yang terjadi sejak tahun 1991, kata Buzbee. 

Dalam kasus dugaan pelecehan tersebut, 25 terduga korbannya saat itu masih di bawah umur.

"Ketika Anda berbicara tentang usia korban saat tindakan itu terjadi, itu mengejutkan," kata Buzbee. 

"Korban termuda kami saat kejadian berusia 9 tahun. Kami memiliki seorang yang berusia 14 tahun. Kami memiliki seorang yang berusia 15 tahun," sambungnya.