Viral di Medsos

Bukan Hipnotis, Terkuak Trik Agus Buntung Diduga Lecehkan 7 Mahasiswi, Iming-iming Pembersihan Dosa

Pendamping korban blak-blakan menceritakan trik Agus Buntung melakukan tindak pemerkosaan kepada mahasiswi. Diduga korban Agus berjumlah 7 wanita.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
youtube channel tv one news
Pendamping korban, Ade Lativa (kiri) blak-blakan menceritakan trik Agus Buntung (kanan) melakukan tindak pemerkosaan kepada mahasiswi. Diduga korban Agus berjumlah 7 wanita. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pria disabilitas tanpa lengan bernama I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung dituduh memerkosa mahasiswi yang tengah viral menemui babak baru.

Kali ini pendamping korban yang merupakan Puteri Indonesia NTB 2023, Ade Lativa mengungkap pengakuan korban terkait perangai Agus Buntung.

Seperti diketahui, belakangan publik spektis dengan kasus Agus Buntung yang dituduh melakukan tindakan keji yakni merudapaksa mahasiswi di Mataram, NTB.

Publik dibuat terkejut dengan Agus yang dijadikan tersangka oleh kepolisian lantaran kasus dugaan pemerkosaan tersebut.

Padahal diungkap Agus, ia tidak mungkin memerkosa wanita lantaran ia tidak memiliki tangan dan tak mampu memaksa korbannya akibat keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Agus pun bercerita bahwa untuk kegiatan sehari-hari ia tidak bisa mandiri.

Setiap hari untuk aktivitas makan, mandi hingga mengganti baju Agus dibantu oleh sang ibu.

Belakangan pun muncul soal isu Agus menghipnotis korbannya.

Namun tetap saja publik dibuat tak percaya dengan tuduhan yang dialamatkan ke Agus Buntung tersebut.

Kesaksian pendamping korban

Atas masifnya dukungan untuk Agus Buntung dari publik, pihak korban akhirnya buka suara.

Pendamping korban bernama Ade Lativa mengungkap cerita versi korban yakni mahasiswi yang dilecehkan oleh Agus Buntung.

Dalam tayangan tv one news, Ade Lativa menceritakan kronologi kliennya diperdaya Agus Buntung.

Awalnya di awal Oktober 2024, korban bertemu tak sengaja dengan Agus di kampus.

Di pertemuan itu, korban merasa tidak nyaman dengan ucapan-ucapan Agus Buntung yang mengarah ke seksualitas.

"Keterangan dari korban, korban dengan pelaku tidak saling mengenal sebelumnya. Jadi pertemuan pertama mereka di taman Udayana seperti yang sudah diberitakan. Di sana korban sedang duduk santai sambil membuat konten sendirian, sampai akhirnya didatangi oleh pelaku untuk diajak berkenalan, ngobrol ringan, membicarakan tentang keseharian, keluarga dan persoalan kuliah," imbuh Ade Lativa, dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (2/12/2024).

"Namun saat itu sempat terjadi beberapa percakapan-percakapan yang kurang nyaman terkait dengan seksualitas dan sebagainya yang membuat korban merasa kurang nyaman sampai akhirnya sempat menangis juga ketakutan," sambungnya.

Tak cuma itu, korban juga syok saat mendadak diancam oleh Agus Buntung.

Di momen itulah akhirnya korban terpaksa menuruti permintaan Agus termasuk untuk pergi ke homestay alias penginapan.

"Pernyataan korban yang menjadi titik perhatian kami adalah di sana terjadi manipulasi dan ancaman yang dirasakan oleh korban di mana pelaku mengancam bahwa jika korban tidak menuruti permintaan dari pelaku maka pelaku akan membeberkan masalah-masalah yang sudah mereka sharing selama obrolan itu terhadap orang tua korban," ujar Ade Lativa.

"Korban merasa ketakutan dan akhirnya secara terpaksa menuruti permintaan-permintaan pelaku. Setelah ancaman itu terjadi, pelaku meminta korban untuk membawa dirinya ke sebuah homestay, akhirnya di sana terjadi pelecehan seksual fisik dari pelaku ke korban," sambungnya.

Selain ancaman, Ade menyebut pelaku yakni Agus sempat mengiming-imingi korban dengan ritual pembersihan dosa.

Ya, Agus memaksa korban untuk mengikuti permintaannya agar dosanya bisa hilang.

Kala itu korban bercerita kepada Ade bahwa ia sempat melawan permintaan Agus.

Tapi karena korban ketakutan, akhirnya ia menurut saja.

"Ketika masih di taman Udayana korban sempat melakukan perlawanan, korban tidak ingin, tapi modusnya saat itu korban diajak melakukan pembersihan untuk terlepas dari dosa masa lalu. Saat itu korban menyatakan 'saya tidak mau, saya bisa bertaubat sendiri'. Tapi pelaku mengancam 'akan membeberkan semua obrolan itu ke orang tua'. Saat ini korban sudah terikat dengan dirinya (pelaku)," kata Ade Lativa.

Bahkan diungkap korban, ia sempat melawan Agus Buntung di kamar penginapan.

Yakni dengan mendorong dan memberontak kala dirudapaksa.

Namun lagi-lagi korban mengaku tak berdaya karena diancam oleh Agus.

"Sebenarnya korban sudah sempat melawan juga namun ada ancaman lainnya, dikatakan (oleh pelaku) bahwa kalau melawan hidupnya hancur dan juga kalau teriak didengar orang mereka akan dinikahkan. Korban semakin ketakutan dan akhirnya setelah itulah baru kemudian korban melaporkan kejadian itu ke kepolisian," ungkap Ade Lativa.

Baca juga: Viral Pria Disabilitas Tak Punya Tangan Jadi Tersangka Pemerkosaan, Anggota DPR Syok: Apa Iya Bisa?

Tanggapan Agus Buntung

Mendengar cerita versi korban, Agus Buntung langsung menanggapinya dengan tegas.

Agus segera membantah cerita korban tersebut dan mengaku tidak mungkin dirinya mengancam mahasiswi dengan fisik sempurna.

"Tidak ada, saya berani sumpah tidak ada ancaman. Ancaman seperti apa? kan dia (korban) bisa melawan, bisa semua-muanya, dia normal, sedangkan saya kayak gini," pungkas Agus Buntung.

Mengetahui bantahan dari Agus, Ade Lativa kembali mengurai fakta mengejutkan.

Bahwa berdasarkan penelusuran timnya, korban Agus lebih dari satu.

Ade Lativa menyebut mahasiswi yang mengadu telah dilecehkan oleh Agus hingga dirudapaksa totalnya ada tujuh wanita.

"Korban yang melapor ini bukan satu-satunya korban. Di dalam kasus ini, dua saksi lainnya ini adalah korban lainnya. Jadi di dalam kasus ini sebenarnya ada tiga korban dari si pelaku dengan modus serupa. Kami sendiri sejauh ini sudah mengidentifikasi ada total tujuh korban yang sudah kami identifikasi sebagai korban dengan pelaku yang sama," kata Ade Lativa.

"Akan menjadi sangat lucu bagi korban untuk membuat-buat cerita ini dan seperti seakan bunuh diri melempar dirinya ke kubangan penghakiman masyarakat saat ini. Tentu saja apa yang korban katakan ini adalah benar sebenar-benarnya. Karena jika memang korban berbohong atau membuat cerita, itu sama korban bunuh diri, melempar dirinya ke persoalan yang merugikan diri sendiri. Ini kebenaran yang diungkap korban," sambungnya.

Dituduh melecehkan tujuh wanita, Agus semakin syok.

Ditegaskan oleh Agus, ia tidak mungkin berani dan mampu melecehkan banyak wanita.

"Saya berani bilang tidak (tidak ada tujuh korban perkosaan). Kenapa seketika baru ada kejadian ini, semua langsung kayak gitu melaporkan yang tidak-tidak. Kalau memang ada anu dari awal dia sudah (laporkan) saya. Seketika ada kasus ini, dicari-cari kesalahan (saya)," tegas Agus Buntung.

"Tidak ada ancaman, ancaman seperti apa itu yang saya pengin tahu," tantang Agus.

Baca juga: Agus Pemuda Tanpa Tangan Ditetapkan Tersangka Pemerkosaan 2 Wanita, Tiap Hari Buang Air Dibantu Ibu

Penjelasan kepolisian

Diwartakan sebelumnya, Kasubdit IV Renakta Polda NTB AKBP Ni Made Pudjawati mengurai alasan penetapan tersangka kepada Agus Buntung.

Ternyata kasus Agus Buntung telah memenuhi unsur Pasal 6 huruf c Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). 

Dalam pasal 6 UU TPKS ini tidak hanya berbicara menuntut unsur paksaan dan kekerasan, melainkan juga berkaitan dengan unsur tindakan yang menyebabkan seseorang tergerak untuk melakukan kekerasan seksual.

"Kita sudah melakukan serangkaian kegiatan, pemeriksaan saksi-saksi, kita juga sudah menghadirkan ahli yang kemudian berdasarkan kesaksian ahli yang kemudian berdasarkan kesaksian ahli tersebut lah kita meningkatkan status yang bersangkutan dari saksi menjadi tersangka," ungkap AKBP Ni Made Pudjawati.

Selain itu, penyidik Polda NTB juga mengungkap pengakuan dari korban.

Para korban mengaku terpaksa mau disetubuhi Agus lantaran diancam aibnya bakal dibongkar.

"Tanggal 7 Oktober 2024, tersangka melakukan dugaan tindak pidana Pelecehan Seksual Fisik terhadap korban yaitu dengan cara melakukan tipu muslihat dan mengancam akan membongkar aib masa lalu korban kepada orang tuanya sehingga korban terpaksa mau melakukan persetubuhan," tulis keterangan postingan Polda NTB.

"Dia (pelaku) menggerakkan seseorang untuk mau melakukan suatu tindakan yang dia kehendaki sehingga orang tersebut tergerak. Ada unsur menekan suatu kondisi yang merasa takut sehingga tidak kuasa untuk menolak keinginan tersangka," pungkas AKBP Ni Made Pudjawati.

Dalam kasus tersebut, polisi berhasil memperoleh dua alat bukti yang kuat guna menjerat Agus.

Tak cuma bukti, polisi juga punya lima saksi yang menguatkan perilaku buruk Agus Buntung, yakni perempuan inisial AA, teman korban, pria penjaga homestay berinisial IWK, perempuan berinisial JBI, saksi sekaligus korban yang mengalami kejadian yang sama dengan korban utama, perempuan berinisial LA, saksi yang hampir jadi korban Agus, pria berinisial Y, teman korban.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved