Beda dari Shin Tae-yong yang Dikeluhkan Kapten Persib, Patrick Kluivert Mau Belajar Bahasa Indonesia
Pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, akan mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini beda dari Shin Tae-yong yang selalu pakai bahasa Korea.
Penulis: Tiara A. Rizki | Editor: Tiara A. Rizki
Soal bahasa tentu membuat Patrick Kluivert semakin mendapat sorotan, sebab berbeda dari Shin Tae-yong yang tetap menggunakan bahasa Korea selama lima tahun mengasuh Timnas Indonesia.
Selama menjabat sebagai pelatih selama 2019-2024, ia tetap berbicara dengan bahasa Korea.
Pelatih berjuluk STY itu biasanya dibantu penerjemah saat berkomunikasi dengan para pemain dan awak media.
Ia pun sempat mengungkap alasan mengapa masih belum bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Dikutip dari BolaSport.com, Shin Tae-yong mengaku kesulitan menguasai bahasa Indonesia, sebab banyak konsonan ganda dalam perbendaharaan katannya.
Konsonan ganda yang dimaksud adalah dua huruf mati dalam satu kata, seperti 'syarat', 'ngarai', 'bangun'.
"(Cukup sulit), karena ada banyak konsonan ganda seperti 'kk' dan 'ss'," ujar Shin Tae-yong.
Sebagai orang Korea Selatan, Shin Tae-yong mengakui adanya kesulitan saat mengucapkan konsonan ganda.
"Orang dari Gyeongsang-do seperti saya sangat kesulitan mengucapkannya," ujar Shin Tae-yong.
Baca juga: Sempat Sebut Shin Tae-yong Diktator, Kapten Persib Marc Klok: Saya Tidak Sakit Hati dengan Beliau
Baca juga: Sebut Shin Tae-yong Diktator, Kapten Persib Marc Klok Klarifikasi: Kata yang Saya Pakai Kurang Tepat
Baca juga: Era Timnas Indonesia di Bawah Shin Tae-yong Telah Berakhir, Kapten Persib Wanti-wanti PSSI Soal Ini

Soal Kendala Bahasa Pernah Disinggung Kapten Persib Marc Klok
Setelah Shin Tae-yong dipecat dari jabatan pelatih Timnas Indonesia, gelandang sekaligus kapten Persib Bandung Marc Klok melontarkan pandangannya mengenai juru taktik berusia 54 tahun itu.
Kepada media Belanda, ESPN.nl. Marc Klok sempat menyinggung adanya kendala bahasa dan konflik yang pernah dialaminya dengan Shin Tae-yong.
"Masalah bahasa menjadi kendala besar dengan pelatih sebelumnya, dan banyak pemain yang merasa tidak nyaman dengan itu. Itu menciptakan gesekan," ujarnya, dilansir KompasTV.
"Saya sendiri pernah mengalami konflik dengannya. Jika kamu berdebat dengan dia, namamu bisa langsung dicoret. Itu alasan saya tersingkir," papar pemain kelahiran Amsterdam, Belanda 20 April 1993 ini,
Terkait soal bahasa ini, ia pun menilai penunjukan pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, adalah langkah yang tepat.
Apalagi, banyak pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia, dan kemampuan bahasa Inggris maupun Belanda akan dirasa lebih mudah untuk berkomunikasi.
(TribunnewsBogor.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.