Curhatan Antok ke Polisi Usai Mutilasi Mayat dalam Koper Merah di Ngawi, Merasa Dihantui Korban
Tersangka mutilasi mayat yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi mengaku sempat curhat ke sahabatnya yang merupakan polisi.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
"Saya sempat ke Blitar, berhenti di pom istirahat, terus saya ke Ponorogo, terus pulang sebentar. Pulang jam 19.00 WIB, pukul 21.00 WIB keluar (lagi)," tutur dia.
Curhat ke polisi
Kepada penyidik, Antok juga mengaku sempat curhat kepada para sahabatnya usai menghabisi nyawa Uswatun Khasanah.
"Sempat curhat sama sahabat yang di polisi," kata Antok.
Ia pun mengaku mendapat nasihat agar segera menyelesaikan masalahnya.
"Setelah curhat itu, katanya yaudah cepet urusin, biar clear," kata dia.
Namun rupanya Antok tidak mengaku kepada sahabatnya itu kalau Uswatun Khasanah dimutilasi oleh dirinya.
Dalam pemeriksaan polisi, Antok juga bahkan masih sempat makan dulu.
"Mohon izin ndan saya sambil makan," kata Antok.
Antok kemudian bercerita kalau saat penemuan mayat dalam koper, dirinya langsung pamitan dengan ibu, anak, dan istrinya.
"Itu saya pulang sebentar pamitan sama anak istri, ndan," kata dia.
"Anak istri kan di Pakel, sedangkan ibu di Sambi," lanjut dia.
Ia juga sempat menemui ibunya terlebih dahulu sebelum ke anak dan istrinya.
"Saya ke Sambi dulu nemuin ibu, terus saya pulang ke rumah nemuin anak istri," ujarnya.
"Ibu kayanya merasakan (feeling)," katanya lagi.
Kepada penyidik, Antok juga mengaku sempat ingin kabur ke luar negeri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.