Curhatan Antok ke Polisi Usai Mutilasi Mayat dalam Koper Merah di Ngawi, Merasa Dihantui Korban

Tersangka mutilasi mayat yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi mengaku sempat curhat ke sahabatnya yang merupakan polisi.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase TikTok @hellboyjatanraspolda
PELAKU MUTILASI DI NGAWI - Pelaku mutilasi mayat dalam koper di Ngawi, Rohmad Tri Hartanto mengaku sempat curhat ke sahabatnya yang merupakan polisi usai membunuh Uswatun Khasanah. Antok mengaku sering dihantui. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tersangka mutilasi mayat yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi mengaku sempat curhat ke sahabatnya yang merupakan polisi.

Curhatan itu disampaikan oleh tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok setelah memutilasi Uswatun Khasanah.

Antok membunuh Uswatun karena sakit hati korban pernah membawa pria lain ke kamar kosnya.

Selain itu, Antok juga kesal karena Uswatun Khasanah pernah mendoakan anaknya jadi PSK jika sudah besar.

Ia kemudian merencanakan pembunuhan dengan mengajak Uswatun Khasanah bertemu di sebuah hotel di Kediri.

Antok lalu menghabisi nyawa Uswatun dengan cara dicekik.

Awalnya berniat memasukkan tubuh Uswatun Khasanah ke dalam koper, Antok kemudian memutilasi jasad korban karena kopernya kekecilan.

Ia lalu membuang potongan tubuh Uswatun ke beberapa tempat yang berbeda.

Antok juga mengaku sempat ingin kabur ke Taiwan namun urung ia lakukan.

Ayah dua anak ini pun mengaku selalu dihantui perasaan bersalah pada korban.

"Meskipun kita lari dari masalah pasti tetap merasa dihantui," kata Antok saat diinterogasi penyidik dikutip dari Live TikTok @hellboyjatanraspolda, Selasa (28/1/2025).

"Jadi lebih baik pasrah, apa yang kita perbuat harus dipertanggung jawabkan," tambahnya.

Menurut pengakuan Antok kepada penyidik, dirinya sempat bertemu dengan tim Cacing Api, Jatanras Polda Jatim.

"Sempat ketemu, lewat depan rumah, saya kan di rumah, Jumat malam," kata Antok santai.

Usai membunuh Uswatun Khasanah, kata Antok, dirinya sempat bepergian ke beberapa tempat.

"Saya sempat ke Blitar, berhenti di pom istirahat, terus saya ke Ponorogo, terus pulang sebentar. Pulang jam 19.00 WIB, pukul 21.00 WIB keluar (lagi)," tutur dia.

Curhat ke polisi

Kepada penyidik, Antok juga mengaku sempat curhat kepada para sahabatnya usai menghabisi nyawa Uswatun Khasanah.

"Sempat curhat sama sahabat yang di polisi," kata Antok.

Ia pun mengaku mendapat nasihat agar segera menyelesaikan masalahnya.

"Setelah curhat itu, katanya yaudah cepet urusin, biar clear," kata dia.

Namun rupanya Antok tidak mengaku kepada sahabatnya itu kalau Uswatun Khasanah dimutilasi oleh dirinya.

Dalam pemeriksaan polisi, Antok juga bahkan masih sempat makan dulu.

"Mohon izin ndan saya sambil makan," kata Antok.

Antok kemudian bercerita kalau saat penemuan mayat dalam koper, dirinya langsung pamitan dengan ibu, anak, dan istrinya.

"Itu saya pulang sebentar pamitan sama anak istri, ndan," kata dia.

"Anak istri kan di Pakel, sedangkan ibu di Sambi," lanjut dia.

Ia juga sempat menemui ibunya terlebih dahulu sebelum ke anak dan istrinya.

"Saya ke Sambi dulu nemuin ibu, terus saya pulang ke rumah nemuin anak istri," ujarnya.

"Ibu kayanya merasakan (feeling)," katanya lagi.

Kepada penyidik, Antok juga mengaku sempat ingin kabur ke luar negeri.

Sebab Antok juga mengaku pernah bekerja di Taiwan selama 6 tahun.

"Sempet kepikiran (kabur ke Taiwan)," tandasnya.

Selalu menangis

Terlihat santai saat pemeriksaan, Antok tak kuasa menahan tangis saat menceritakan soal anak-anaknya.

Hal itu diungkap oleh Kasubdit II Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur.

"Dia selalu menangis jika kami menyebutkan tentang anak-anaknya," kata dia.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved