Persikabo 1973 Masuk Jurang Degradasi ke Liga 3, Pemain Ngeluh Gaji dan Tak Ada Makanan di Mes

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Persikabo 1973 berada dalam jurang degradasi Liga 2 2024/2025.

Tim berjuluk Laskar Padjajaran tak mampu bersaing bahkan terancam turun kasta ke kompetisi Liga 3.

Tergabung bersama Adhyaksa Farmel, Bekasi City dan Dejan FC dalam babak play-of degradasi, Persikabo 1973 belum satu pun meraih kemenangan.

Dari empat pertandingan, Persikabo 1973 menelan tiga kali kekalahan.

Sementara satu pertandingan berakhir imbang.

Belakangan terungkap, penurunan prestasi tim yang berasal dari Bumi Tegar Beriman disebabkan karena situasi internal tim yang tidak harmonis.

Dihadapan suporter Persikabo 1973, perwakilan pemain angkat bicara.

Seorang perwakilan pemain Persikabo 1973, Muhammad Fadhil tak ragu mengungkapkan jika di dalam tim situasi sedang tak kondusif.

"Pengeluaran di tim lagi banyak problem," ucapnya dikutip TribunnewsBogor.com dari media sosial Instagram @persikabo_1973, Jumat (7/2/2025).

Selama ini, kata Fadhil seluruh punggawa hanya bisa memendam rasa sakit.

"Di tim itu lagi banyak problem. Cuma kita sebagai pemain tidak ada speak up keluar," jelasnya.

Terbawa suasana, Fadhil justru mengucapkan hal yang kurang tepat ke para fans yang sebenarnya ingin mendapat jawaban terkait kondisi tim.

"Lu bayangin, pemain, nah gua harus speak up sekarang nih. Pemain sekelas kita profesional di mes kadang suka tidak tersedia makan," bebernya.

"Apa lu semua di luar mau bertanggung jawab? Gua mau tanya," tambahnya.

Suporter bereaksi

Sementara itu, elemen suporter Persikabo 1973, Kabomania dan Ultras Persikabo Curva Sud (UPCS) mempertanyakan penurunan performa tim.

Mereka bertanya-tanya akan kondisi tersebut kepada para pemain dan pelatih usai Laskar Padjajaran dipecundangi Dejan FC 1-3 di Stadion Pakansari, Selasa, 4 Februari 2025.

“Di luar pulau kita ada, kita sudah habis-habisan segala macam, banyak yang bolos kerja, kalo dari awal kaya gitu ga usah ada di Persikabo,” ujar ketua suporter Kabomania, Heri Khaeruman.

Kemudian, Heri heran mengenai tagar ‘#semangatbaru’ yang diusung Persikabo 1973. 

Menurutnya, seluruh pemain justru tidak menampilkan semangat bertanding di lapangan.

“Bagi gua lu semua (pemain) ga pantes pake logo Persikabo di dada ini, yang jelas kami kecewa dengan hasil ini, kita sudah tau kalo soal kebobrokan yang ada di manajemen ini,” tuturnya.

“Kami sudah layangkan surat kepada manajemen untuk audiens pra play off, tapi respon dari manajemen mana yang katanya setiap menjelang pertandingan akan menemui suporter tapi realitanya mana. Masa iya kami harus turun ke jalan untuk bertindak anarkis, kami sudah dewasa,” sambungnya.