Viral di Media Sosial

Terkuak Sosok Pelajar yang Berani Bongkar Skandal PIP, Profesi Ortu Hanifah Bikin Dedi Mulyadi Syok

Inilah sosok Hanifah, pelajar Cirebon yang berani bongkar dugaan pungli PIP di sekolah hingga disorot Dedi Mulyadi. Orang tua Hanifah kini ketakutan.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Youtube channel Kang Dedi Mulyadi
PELAJAR BONGKAR PUNGLI: Tangkapan layar momen Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Selasa (11/2/2025). Inilah sosok Hanifah, pelajar Cirebon yang berani bongkar dugaan pungli PIP di sekolah hingga disorot Dedi Mulyadi. Orang tua Hanifah kini ketakutan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sosok pelajar asal Kota Cirebon yang berani membongkar dugaan pungutan liar alias pungli terkait dengan dana Program Indonesia Pintar (PIP) bernama Hanifah Kaliyah Ariij tengah jadi perbincangan.

Hanifah pun kian tenar setelah diundang untuk bertemu dan berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi guna membincangkan skandal dana PIP tersebut.

Belakangan, Hanifah pun menceritakan sosok dan profesi orang tuanya hingga membuat Dedi Mulyadi syok.

Ada apa?

Diwartakan sebelumnya, Hanifah bertemu dengan Dedi Mulyadi saat kasus SNBP yang sengkarut di SMAN 7 Cirebon tengah viral.

Pria yang karib disapa Kang Dedi itu mendatangi SMAN 7 Cirebon untuk mengetahui alasan ratusan siswa di sekolah tersebut gagal mengikuti SNBP, seleksi masuk PTN tanpa tes.

Di momen tersebut, Hanifah yang juga gagal ikut SNBP lantaran kesalahan sekolah pun tak menyia-nyiakan kesempatan.

Hanifah langsung mengadu ke Dedi Mulyadi saat berpapasan di depan ruang kelas.

Dalam aduannya itu, Hanifah menjabarkan dugaan pungli di sekolahnya sehingga ia dan ratusan temannya tidak utuh menerima dana PIP.

"PIP kita yang diambil. Harusnya kan tiap siswa dapat Rp1,8 juta. Tapi ternyata kita itu diambil Rp250 ribu untuk partai. Kita ke bank, di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan, pin, sama kartu kita. Angkatan kita juga dimintai uang gedung Rp6,4 juta. Sebelumnya kita dimintai Rp8,7 juta, orang tua enggak terima kalau kita harus bayar Rp8 juta. SPP kita tiap bulan Rp200 ribu," ungkap Hanifah.

Bukan cuma itu, Hanifah juga mengadukan perihal adanya permintaan uang pembelian buku dan juga sumbangan masjid.

Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi terkejut sebab harusnya sekolah negeri tidak boleh memungut biaya SPP dan bayaran buku atau hal lainnya kepada siswa.

"Uang LKS Rp300 ribuan ke atas. Kelas 10 juga kita ada sumbangan masjid, seharusnya kan seikhlasnya tapi dipatoki Rp150 ribu," pungkas Hanifah.

Sosok Hanifah

Lantaran keberaniannya membongkar dugaan pungli tersebut, Hanifah pun diundang Dedi Mulyadi ke kediamannya.

Hanifah lantas mengurai sosok keluarganya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved