Breaking News

Dedi Mulyadi Rela Dicaci Maki Gemborkan Larang Study Tour, Pengusaha Travel Khawatir Jadi Bumerang

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terus menggemborkan larangan sekolah berwisata atau study tour ke luar wilayah Jawa Barat.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase TikTok @dedimulyadiofficial dan Kompas.com
LARANGAN STUDY TOUR - Kepsek SMAN 6 Depok dicopot gegara masalah study tour. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terus menggemborkan larangan sekolah berwisata atau study tour ke luar wilayah Jawa Barat. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terus menggemborkan larangan sekolah berwisata atau study tour ke luar wilayah Jawa Barat.

Larangan ini sebenarnya dikeluarkan oleh Pj Gubernur Jabar yang menjabat sebelum Dedi, dan diteruskan oleh Dedi.

Dedi pun mengaku siap jika dirinya harus dicaci maki atas keputusan dari Pemprov Jabar ini.

"Saya gak ada masalah dicaci maki, dibilang Dedi Mulyadi atau apapun ya, gak ada masalah, karena saya ini orang tua, tindakan-tindakan yang saya lakukan adalah untuk kebaikan semua," kata Dedi Mulyadi dalam unggahan Youtube-nya, Senin (24/2/2025).

Piknik atau study tour sekolah ke luar wilayah Jawa Barat, menurutnya tidak akan jadi masalah bagi orang tua siswa yang kaya.

Namun tidak bagi orang tua siswa yang kuangannya pas-pasan.

"Anda para siswa yang kaya-kaya mungkin tidak ada masalah dengan keuangan keluarga," katanya.

"Tetapi bagi mereka yang orang tuanya pas-pasan, buat makan pun susah, itu harus menimbulkan beban utang, bank emok, pinjol, bank keliling," ungkap Dedi.

Pengusaha Khawatir Jadi Bumerang

Para pengusaha travel atau perjalanan wisata mengaku khawatir dengan kebijakan Pemprov Jabar yang digaungkan Dedi Mulyadi ini.

Meski sekolah bukan satu-satunya langganan para pengusaha travel, tapi dinilai cukup berkontribusi dalam keberlangsungan pengusaha travel.

Hal ini diuangkapkan oleh Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat, Daniel Guna Nugraha.

Menurut Daniel, kebijakan ini dikhawatirkan tidak hanya berdampak pada pengusaha travel wisata, tapi juga tempat wisata itu sendiri.

"Efek pelarangan ini telah menimbulkan kekhawatiran, bukan hanya oleh pelaku industri pariwisata di Jawa Barat tetapi juga menjalar ke Provinsi lain," kata Daniel dikutip dari Tribun Jabar.

Sebab menurut Daniel, contohnya seperti Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali memiliki pasar pelajar terbesar dari Jawa Barat.

Jika mereka juga merasa terdampak, maka dikhawatirkan bakal jadi bumerang bagi Jawa Barat itu sendiri.

"Di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali, karena pasar terbesar pelajar mereka adalah dari Jawa Barat, mungkin saja nantinya bisa bedampak boikot berwisata ke Jawa Barat," ujar Daniel.

Dia juga menjelaskan bahwa keberadaan industri pariwisata memiliki dampak ekonomi suatu wilayah atau negara. 

Sebab, industri ini mencakup bagaimana aktivitas pariwisata mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan kesejahteraan sosial.

Hanya saja, mereka kini mengahadapi tantangan kebijakan larangan sekolah study tour dan efisiensi dari pemerintah Prabowo Subianto.

Selain menyampaikan keluhan tersebut, Daniel mewakili pelaku usaha yang tergabung di ASITA, menjadikan kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai autokritik. 

Pelayanan perjalanan wsiata harus lebih bertanggungjawab dan menjaga kualitas layanan yang telah dijanjikan sesuai biaya yang dikeluarkan konsumen.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved