Susul Depok, Kini Giliran Kepsek SMAN 1 Cianjur yang Dicopot Dedi Mulyadi, Soal Duit Jadi Masalahnya

Setelah kepala sekolah (kepsek) di Depok, kini giliran kepsek SMA Negeri 1 Cianjur yang dicopot Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul)

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
YT: Kang Dedi Mulyadi Channel
KEPSEK DI CIANJUR DICOPOT - Dedi Mulyadi langsung memecat Kepala Sekolah SMAN 6 Depok di hari pertama dia dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat, Kamis (20/2/2025). Setelah kepsek di Depok, Kepsek di Cianjur menyusul ikut dicopot Dedi Mulyadi, Kamis (27/2/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Setelah kepala sekolah (kepsek) di Depok, kini giliran kepsek SMA Negeri 1 Cianjur yang dicopot Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul).

Hal ini disampaikan oleh Dedi Mulyadi melalui akun Youtube-nya pada Kamis (27/2/2025).

Dedi menjelaskan bahwa sebelumnya tim inspektorat dari Pemprov Jawa Barat diterjunkan ke SMAN 1 Cianjur tersebut.

Dari hasil pendalaman itulah diputuskan bahwa Kepsek SMAN 1 Cianjur dicopot.

Namun pencopotan Kepsek SMAN 1 Cianjur ini masih bersifat sementara, belum permanen.

"Kami sampaikan bahwa dua hari yang lalu kami menurunkan tim inspektorat ke SMA Negeri 1 Cianjur," kata Dedi Mulyadi.

"Dan tadi malam sudah diputuskan dan disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan kepala SMA Negeri 1 Cianjur dinonaktifkan sementara," sambung Demul.

Dia mengatakan bahwa pencopotan ini masih bersifat sementara karena inspektorat masih melakukan pendalaman lebih lanjut.

Baca juga: "Aduh Kenapa Ini Teh" Dedi Mulyadi Pusing di Bogor Sudah Ada 2 Masalah, Kini Nambah Lagi Kades Viral

Dedi tidak menyebut secara detil permasalahan yang menimpa Kepsek SMAN 1 Cianjur ini.

Namun Dedi menyebutkan bahwa hal ini terkait masalah keuangan di sekolah tersebut.

"Karena kami harus melakukan pendalaman terhadap berbagai kegiatan pengelolaan keuangan di SMA Negeri 1 Cianjur," kata Dedi.

Tidak hanya SMAN 1 Cianjur, kata Dedi, investigasi masalah keuangan di sekolah akan terus dilakukan termasuk ke sekolah-sekolah lainnya di Jawa Barat.

Sehingga nanti bisa dibuat rekomendasi untuk kepentingan dunia pendidikan di Jabar.

"Dan itu juga akan terus kami lakukan ke seluruh SMA dan SMK di seluruh Provinsi Jawa Barat," kata Demul.

STUDY TOUR SMAN 6 DEPOK - Dedi Mulyadi Tertawa Dengar Alasan SMAN 6 Depok Tetap Study Tour, Ternyata Tak Sanggup Masuk UI
Dedi Mulyadi Tertawa Dengar Alasan SMAN 6 Depok Tetap Study Tour, Ternyata Tak Sanggup Masuk UI (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Sehingga kami bisa mendapatkan rekomendasi yang objektif untuk kepentingan dunia pendidikan," imbuhnya.

Jika dalam pendalaman oleh inspektorat ini ditemukan adanya pelanggaran berat, maka Demul mengaku akan bertindak tegas.

Yaitu mencopot atau memecat kepala sekolah secara permanen.

Baca juga: Tawa Dedi Mulyadi Dengar Alasan Siswa SMAN 6 Depok Tetap Study Tour, Kini Ditantang Masuk UI

Namun, kepsek yang dipecat itu nanti masih bisa bertugas di dunia pendidikan.

"Apabila kepala sekolahnya ditemukan kesalahan berat, dan tidak bisa lagi ditolerir, maka kami akan memutuskan diberhentikan permanen," kata Dedi.

"Dan selanjutnya akan ditugaskan menjadi guru biasa di seluruh sekolah di Provinsi Jawa Barat," sambung Dedi.

KEPSEK MASIH NGAJAR USAI DICOPOT DEMUL - Kepala SMAN 6 Depok ternyata belum benar-benar dicopot seperti instruksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kepala SMAN 6 Depok ternyata belum benar-benar dicopot seperti instruksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Kolase TikTok @dedimulyadiofficial dan Kompas.com)

Dedi menyampaikan kepada seluruh orang tua siswa bahwa Pemprov Jabar sungguh-sungguh ingin membenahi pendidikan di Jawa Barat.

Pemprov Jabar bahkan mengeluarkan dana puluhan Triliun untuk meringankan beban pembiayaan yang dikeluarkan orang tua siswa.

Baca juga: Dedi Mulyadi Rela Dicaci Maki Gemborkan Larang Study Tour, Pengusaha Travel Khawatir Jadi Bumerang

"Kami sampaikan kepada seluruh orang tua siswa, Pemerintah Provinsi Jawa Barat hari ini sangat sungguh-sungguh membenahi pendidikan di Jawa Barat, meringankan pembiayaan yang dikeluarkan oleh orang tua," katanya.

"Karena kami sudah mengeluarkan uang puluhan Triliun. Tetapi kalau di sekolahnya masih ada pembebanan dan biaya yang tinggi, itu artinya bahwa subsidi yang diberikan puluhan triliun itu tidak ada maknanya," ungkap Dedi.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved