Biaya Buku Tahunan Sekolah Sampai Rp 450 ribu, Dedi Mulyadi Akan Ubah Bentuknya, Tak Lagi Dicetak
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan ubah buku tahunan sekolah, tak akan lagi dicetak agar tidak mahal
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Setelah study tour, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kini menyoal buku tahunan atau buku angkatan siswa SMA di Jabar.
Demul menilai bahwa biaya pembuatan buku tahunan itu sangat mahal hingga membebani siswa.
Sampai kemudian muncul wacana buku angkatan SMA akan diganti dalam bentuk digital.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mendengar curhatan dari Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Purwakarta Asep Mulyana.
Ia meluapkan segala keluh kesah dan beban yang terjadi dalam dunia SMA dari sisi guru.
Asep bercerita mulai biaya sekolah, penyelenggaraan acara dan wisuda sampai keluhan siswa soal buku tahunan.
"Anak saya gak bisa foto angkatan, tidak bisa perpisahan, wisudaan," kata Demul.
Asep Mulyana mengatakan biaya buku tahunan atau buku angkatan atau album kenangan begitu mahal.
Menurutnya, satu orang siswa bisa mengodok kocek mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 450 ribu.
"Album kenangan itu mahal juga," kata Asep.
"Jadi anak-anak punya album kenangan ?" tanya Demul.
Asep Mulyana menyarankan meski mahal sebaiknya Gubernur Jabar Dedi Mulyadi tidak melarang itu.
Ia mengatakan baiknya, Demul membuat kebijakan untuk mengalihkan buku tahunan atau buku angkatan menjadi dalam bentuk digital.
"Foto kenangan. jadi sebaiknya tidak dilarang albumnya, tapi dialihkan ke elektronik. Disimpan ke Google Drive tidak berupa cetakan, kan murah," kata Asep.
Demul pun setuju dengan usulan tersebut.
Baca juga: Susul Depok, Kini Giliran Kepsek SMAN 1 Cianjur yang Dicopot Dedi Mulyadi, Soal Duit Jadi Masalahnya
"Kan bisa digital murah tinggal difoto," kata Dedi.
"Sudah tanggung mungkin untuk tahun ini," jawab Asep.
Dedi Mulyadi mengatakan ia pun melakukan hal sama untuk menyimpan foto-foto anaknya.
"Saya menyimpan seluruh kenangan Nyi Hyang justru di akun saya, google drive, tidak di album karena suka hilang," katanya.
"Lusuh pak kalau sudah lama," jawab Asep.
"Itu mahal yah ?" tanya Demul.
Asep Mulyana sudah merinci harga satu buku tahunan yang mesti dibayar per siswa kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 450 ribu.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Pemkot Bogor Atasi Kemacetan, Dedie Rachim: Konversi Angkot Digeber
"Karena tebal, ada foto per kelas ada, satu angkatan ada, ada guru, kepala sekolah diminta sambutan, difoto bersama. Jadi itunya (buku tahunan) sudah bagus, tinggal digitalisasi saja," kata Asep.
"Ya ripuh (susah) atuh mahal, pantasan saja," katanya.
Asep Mulyana menegaskan sekolah, guru hingga komite sama sekali tidak mengelola buku tahunan.
Menurutnya semua urusan menyangkut buku angkatan dikelola sendiri oleh siswa.
"Yang ngeloloa mereka, guru gak ikutan, kepsek gak ikutan, komite pun gak ikutan," kata Asep.
Ia mengatakan jika buku tahunan diganti menjadi Google Drive biayanya akan lebih murah.
"Rp 25 ribu cukup uang jajan mereka kalau digital," kata Asep Mulyana.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Apa Itu KJA? Polemik yang Bikin Susi Pudjiastuti Ngamuk hingga Colek Prabowo, Dedi Mulyadi Bereaksi |
![]() |
---|
Adu Gaya Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Jalani Tes DNA Hari Ini, Lisa Bawa Kejutan untuk Kang Emil |
![]() |
---|
Beda Pendapat Dedi Mulyadi dan Pramono Anung Soal Heboh Bendera One Piece, Gilang Dirga Heran |
![]() |
---|
Serangan Balik Dedi Mulyadi ke Atalia Praratya, Kritik 50 Rombel Dibalas Pakai Pembangunan Sekolah |
![]() |
---|
Atalia Istri Ridwan Kamil Semprot Kebijakan Dedi Mulyadi Satu Kelas 50 Siswa, Serap Curhatan Guru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.