Biasa Ceria, Dedi Mulyadi Nangis Cerita Momen Ramadan Saat Kecil, Rela Tak Makan Sahur Demi 8 Kakak
Dikenal ceria, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat menceritakan momen Ramadan di waktu kecil. KDM mengaku tak pernah sahur demi kakaknya.
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak mampu menahan tangisannya saat menceritakan momen Ramadan sewaktu kecil.
Bak kembali ke masa lalu, kenangan pilu Dedi Mulyadi saat hidup sederhana bersama keluarganya kembali terhampar.
Pejabat yang karib disapa KDM itu sontak tak bisa menahan laju air matanya saat mengingat dirinya jarang sekali makan sahur.
Ada alasan tersendiri kenapa Dedi Mulyadi kecil hampir tak pernah sahur.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari akun Instagram viral lambegosip yang berasal dari tayangan CNN Indonesia, Dedi Mulyadi awalnya mengungkap makna Ramadan di benaknya.
Menurut Dedi, Ramadan adalah proses spiritual yang harus dilewati kaum muslimin.
Namun esensi sejatinya dari Ramadah adalah merasakan penderitaan kaum muslimin lain yang sehari-hari tak berkesempatan makan dengan kenyang seperti kita.
"Bagi saya, puasa Ramadan itu hanya bagian kecil saja dari proses spiritual manusia yang harus dilewati. Puasa Ramadan kita itu gampang, pagi sahur, sore buka, pasti makanannya ada. Pertanyaannya adalah, mereka yang mengalami penderitaan, menahan lapar, tanpa ada kepastian apakah akan ada yang bisa dimakan, kan banyak yang dilewati itu," ungkap Dedi Mulyadi dikutip pada Jumat (21/3/2025).
Bukan tanpa alasan Dedi mengulas soal penderitaan orang tak punya.
Di masa-masa kecilnya, Dedi berasal dari keluarga sederhana yang sering tak makan.
Bahkan Dedi mengaku pernah tidak makan selama tiga hari berturut-turut.
"Saya termasuk orang yang sejak berpuasa dulu, yang mengalami itu, hidup tidak punya kepastian. Tidak makan tiga hari tiga malam, tidak menemukan apapun kecuali minum air putih. Saya puasa dulu tidak ada pasti," pungkas Dedi.
Ketika tiba momen Ramadan, Dedi masih ingat betul dirinya jarang sekali mau bangun sahur.
Alasannya adalah karena Dedi tak ingin mengambil jatah makan kakak-kakaknya yang sudah sedikit.
Untuk diketahui, Dedi Mulyadi adalah anak kesembilan dari sembilan bersaudara.
"Saya subuh-subuh tidak makan. Karena anaknya sembilan. Saya itu di antara keluarga, selalu saya tidak mau makan. Karena saya enggak mau jatah kakak saya, saya ambil," kata Dedi.
Alih-alih santap sahur, Dedi memilih untuk pura-pura tidur.
Dedi ingin agar delapan kakaknya bisa merdekat makan sahur.
"Jadi saya selalu punya alasan ketika (disuruh sahur) 'Ded makan sahur'. Saya alasan 'enggak ah masih tidur, ngantuk'. Sesungguhnya apa? saya ngehargain kakak-kakak saya yang delapan," imbuh Dedi Mulyadi.
Perihal alasannya mengalah untuk kakak-kakaknya itu, Dedi mengurai penjelasan.
Dedi rupanya sadar betul bahwa ibunya, Karsiti pasti akan mengutamakannya sebagai anak bungsu.
Kebiasaan jarang sahur itu rupanya dibawa Dedi hingga kini.
Diakui KDM, ia tidak pernah makan sahur sampai sekarang.
Di momen sahur, Dedi hanya minum air putih dan segera mandi lalu sholat subuh kemudian berangkat kerja.
"Karena ibu saya sayang banget sama saya. Pasti saya diutamakan. Karena saya tidak mau diutamakan, maka saya mengalah untuk tidak ikut makan. Dan kebiasaan itu sampai sekarang. Saya tidak pernah sahur. Saya selalu hanya minum air putih. Saya jam 4 kurang seperempat hanya minum air putih saja, saya mandi, sholat subuh," akui Dedi.
"Bagi saya puasa enggak ada alasan untuk kita mengurangi jam kerja," sambungnya.

Untuk diketahui, Dedi Mulyadi sempat menceritakan sosok keluarganya.
Dedi mengungkap profesi ibu dan bapaknya, mendiang Karsiti dan Sahlin Ahmad Suryana semasa hidup.
"Saya lahir dari keluarga sederhana, anak ke-9. Bapak saya tentara tapi palang III prajurit. Umur 28 tahun sudah sakit. Akhirnya tidak bisa meneruskan tugas, akhirnya resign," ungkap Dedi Mulyadi dari kanal Youtube-nya tujuh tahun lalu.
Dedi pun menceritakan sosok ibunya yang tidak bersekolah namun bisa mendidikan sembilan anak hingga berhasil.
Dedi pun sangat bangga dengan sang ibu yang kerja keras mencari nafkah demi menghidup keluarga.
"Tapi spiritnya (ibu) sangat kuat. Dia ngurus anak 9 tanpa pendidikan yang memadai. Dia pergi ke sawah membawa cangkul karena bapak saya sakit," imbuh Dedi Mulyadi.
Ibunda Dedi Mulyadi meninggal dunia di tahun 2003.
Setelah kepergian sang ibu, Dedi pun berjanji akan selalu berkeliling menemui warga dan berniat mengangkat derajat para ibu seusia mendiang ibunya.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t
Klarifikasi Uya Kuya 'Lha Kita Artis' dan 'Gaji 3 Juta Sehari Dikira Banyak', Joget DPR Tak Disebut |
![]() |
---|
Jawaban Telak Pasha Ungu Diisukan Mundur dari DPR RI, Tunjukan Kehadiran Saat Rapat: Hadir Kan ? |
![]() |
---|
Ternyata Istri Arya Daru Tak Minta Penjaga Kosan Geser CCTV, Siapa yang Bohong? Ipar Bongkar Fakta |
![]() |
---|
Senang Tes DNA Ridwan Kamil Negatif, Pria Ini Siap Buktikan Ia Adalah Ayah Kandung Anak Lisa Mariana |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Murka Ada Balita Tewas Akibat Cacingan, Kisahnya Miris: Ibunya ODGJ, Ayahnya TBC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.