Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

TERUNGKAP Sosok Wanita yang Temani Suhada Jagoan Cikiwul Minta THR ke Pabrik, Ternyata Ketua Ormas

Akhirnya terungkap sosok wanita yang merekam dan menemani Suhada, sang 'jagoan Cikiwul' saat meminta THR ke pablik plastik di Bantargebang, Kota Bekas

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Kompas.com dan Instagram
ORMAS MINTA THR - Akhirnya terungkap sosok wanita yang merekam dan menemani Suhada, sang 'jagoan Cikiwul' saat meminta THR ke pablik plastik di Bantargebang, Kota Bekasi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Akhirnya terungkap sosok wanita yang merekam dan menemani Suhada, sang 'jagoan Cikiwul' saat meminta THR ke pablik plastik di Bantargebang, Kota Bekasi.

Suara wanita itu terekam jelas saat Suhada berdebat dengan sekuriti di pabrik itu.

Banyak yang menduga kalau wanita itu adalah istri dari suhada.

Namun ternyata ia adalah sosok petinggi ormas yang meminta THR ke pabrik itu.

Dalam video yang beredar viral, terdengar suara perekam video yang menemani Suhada turut berbincang bersama satpam.

Sosok itu sempat menolak ketika satpam hendak memberikannya sejumlah uang dan bersikeras untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan.

Dilansir dari Kompas.com, sosok tersebut berinisial M, ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Bantargebang.

Hal tersebut disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan Sianturi dalam konferensi pers di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (21/3/2025).

Binsar menjelaskan, M sosok yang merekam video saat Suhada mengancam sekuriti. Saat ini, M berstatus sebagai saksi.

Sementara, Suhada telah ditetapkan sebagai tersangka dan terancam sembilan tahun penjara.

"Untuk perkenaan pasal dari tersangka, kita kenakan pasal 335 (pengancaman) atau 368 untuk pasal 53 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama sembilan tahun," ujar Binsar.

Binsar menjelaskan, kronologi bermula ketika Suhada mendatangi pabrik plastik untuk meminta THR bersama tiga rekannya, A, D, dan M.

Saat tiba di lokasi, Suhada berdebat dengan sekuriti. Bahkan, Suhada sempat mengancam sekuriti dengan mengklaim dirinya sebagai "jagoan Cikiwul". 

"Yang bersangkutan juga mengatakan memiliki banyak massa," kata Binsar.

Pada saat Suhada berdebat, M yang berada di lokasi diam-diam merekam aksi tersebut. 

Sepulang dari lokasi, M menyebarkan rekaman video itu ke grup Whatssapp LSM GMBI Bantargebang

Begitu disebar, video tersebut kemudian viral di media sosial. 

Begitu video tersebut menuai kritik, Suhada dan tiga rekannya saling curiga dan menuding adanya pengkhianatan di antara mereka.

Baca juga: 4 Fakta Jagoan Cikiwul Tagih Jatah THR Lebaran ke Pabrik di Bekasi: Maki Sekuriti hingga Minta Maaf

"Pada saat viral di antara mereka saling curiga, ini ada pengkhianat. Setelah tahu viral dan tidak terbendung, akhirnya tersangka S melarikan diri," imbuh Binsar.

Setelah aksinya viral, Suhada pun kabur ke Sukabumi, Jawa Barat, dan ditangkap pada Kamis (20/3/2025) sore. 

"Setelah tahu viral dan tidak terbendung, akhirnya tersangka S melarikan diri. Kemarin sudah kita amankan di daerah Sukabumi pukul 18.30 WIB," ujar Binsar.

Dalam penetapan ini, polisi turut menyita barang bukti berupa formulir pendaftaran keanggotaan GMBI dan pakaian yang dikenakan tersangka pada saat kejadian.

LSM GMBI Kota Bekasi Sebut Suhada Bukan Anggota

Sebelumnya diberitakan, Suhada diduga mencatut nama LSM GMBI Bekasi ketika meminta uang kepada pabrik plastik tersebut.

Pasalnya, Suhada memakai rompi hitam dengan logo LSM GMBI saat mendatangi pabrik plastik tersebut.

Emblem bendera Merah Putih dan nama juga terpasang di bagian dada kanan rompi tersebut.

Padahal, LSM GMBI Bekasi sendiri menegaskan bahwa Suhada bukan anggotanya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekretaris LSM GMBI Distrik Kota Bekasi, Asep Sukarya.

"Secara tegas kami nyatakan bahwa yang bersangkutan atau oknum tersebut bukanlah anggota LSM GMBI," kata Asep, Jumat (21/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Namun, Asep menegaskan lembaganya tidak pernah merilis atribut rompi tersebut untuk anggotanya.

Asep merasa tindakan Suhada telah mencatut nama LSM GMBI untuk kepentingan pribadi. 

"Artinya, oknum tersebut diduga telah mencoreng nama lembaga untuk kepentingan pribadi dan kami akan mengusut tuntas oknum tersebut," tegasnya.

Selain itu, Asep juga menegaskan bahwa LSM GMBI Bekasi telah menginstruksikan seluruh anggotanya untuk tidak meminta THR ke pemerintah maupun swasta.

Ia juga berjanji akan menindak tegas jika ada anggotanya yang melanggar instruksi tersebut sesuai dengan peraturan organisasi.

"Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai peraturan organisasi," imbuhnya.

Klarifikasi Suhada

Sebelumnya, Suhada menjelaskan bahwa dirinya meminta maaf atas kegaduhan yang ia buat kepada warga Kota Bekasi, khususnya Kelurahan Cikiwul.

"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Saya salah karena mengaku seorang jagoan di Cikiwul," ucap pria yang juga dikenal sebagai Mang Ada itu, dikutip Tribunjabar.id pada Kamis (20/3/2025).

Ia juga meminta maaf kepada sekuriti yang saat itu beradu argumen dengannya.

"Kepada sekuriti yang tempo hari saya pernah maki-maki juga, saya minta maaf sama sekuriti tersebut," ujar Suhada.

Suhada pun menjelaskan kronologi kejadian di balik viralnya video ia memaksa meminta bertemu pimpinan perusahaan pabrik plastik tersebut.

Pria asli Cikiwul itu mengaku bahwa ia telah mengajukan proposal ke perusahaan dan menunggu tanggapan dari pengajuan tersebut.

"Isi proposal tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya," kata Suhada.

"Enggak ada bahasa saya minta THR, enggak ada. Silakan dicek aja. Semua proposal itu ada di perusahaan itu," tutur Suhada.

Lebih lanjut, Suhada mengakui bahwa tindakannya saat meminta uang kepada perusahaan itu memang arogan.

"Ya, saya akui saya memang arogan. Cuman, arogan saya itu (bukan hanya) kesalahan saya. Ada sebabnya," kata Suhada.

Suhada mengaku, ia kesal karena proposal yang ia ajukan tidak diteruskan oleh satpam di pabrik tersebut. 

Sementara, tiga proposal lainnya diteruskan ke pimpinan perusahaan.

"Yang tiga itu dinaikkan, yang jelas-jelas meminta THR. Di situ saya marah. Makanya saya tergugat. Kenapa? Ada apa?" ujar dia.

Ia pun menutup video klarifikasi tersebut dengan kembali meminta maaf.

"Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Cikiwul yang telah terganggu dengan kata-kata saya," tandasnya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved