Penampakan Senjata Laras Panjang Kopda B Penembak 3 Polisi di Lampung, Anak Kapolsek Nangis Histeris

Senjata laras panjang yang digunakan pelaku dalam kejadian penembakan di Way Kanan, Lampung diperlihatkan dalam jumpa pers Polda Lampung pada Selasa

Editor: Naufal Fauzy
Kolase TribunLampung.co.id
SENJATA PENEMBAK POLISI - Senjata laras panjang yang digunakan pelaku dalam kejadian penembakan di Way Kanan, Lampung diperlihatkan dalam jumpa pers Polda Lampung pada Selasa (25/3/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Senjata laras panjang yang digunakan pelaku dalam kejadian penembakan di Way Kanan, Lampung diperlihatkan dalam jumpa pers Polda Lampung pada Selasa (25/3/2025).

Diketahui dalam penyitaan senjata api itu, polisi menyita 1 pucuk senjata api laras panjang mernyerupai FNC kaliber 5,56 mm, 21 butir peluru kaliber 5,56 mm dan 1 buah magasin.

Di sana terlihat bahwa senjata laras panjang ini disebut mirip FNC.

Ini juga mirip dengan senjata laras panjang yang digunakan TNI.

Senapan serbu yang digunakan TNI diketahui disebut SS1 atau SS2 buatan Pindad.

Namun SS1 bentuknya ada kemiripan dengan FNC diduga berasal dari lisensi yang sama.

Namun senjata laras penjang yang digunakan pelaku penembakan tiga orang polisi di Lampung ini tidaklah original pabrikan FNC ataupun SS1.

Hal ini dijelaskan oleh Penjabat (Pj) Danpuspom TNI Mayjen TNI Eka Wijaya Permana.

Eka menyebut bahwa perlu diuji balistik mengecek lebih lanjut senjata api milik pelaku tersebut.

"Karena ini senjata campuran sparepartnya, sehingga patut diduga senjata ini rakitan karena tidak standar pabrikan," kata Mayjen TNI Eka Wijaya Permana dikutip dari TribunLampung.co.id.

"Akan tetapi untuk lebih jelasnya, kami akan cek labfor dan uji balistik di Pindad karena ada sparepartnya dari sana," sambung dia.

Senjata ini diketahui digunakan oleh Kopda B atau Kopda Basarsyah, oknum TNI yang membunuh tiga orang polisi termasuk Kapolsek Negara Batin AKP Lusiyanto.

Salsabila, anak Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto menangis saat menceritakan kejadian tragis tersebut.

Kopda Basarsyah menembak Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto saat korban memohon agar tidak lagi menembak AKP (Anumerta) Lusiyanto yang sudah terkapar.

Adapun, katanya, AKP Lusiyanto ditembak oleh Kopda Basarsyah di bagian dada. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved