Breaking News

Saling Tuduh Organda dan KKSU Soal Pungutan Sopir Angkot Puncak Bogor, Singgung Soal Uang Keringat

Polemik dugaan pemotongan uang kompensasi sopir angkot jalur Puncak terus bergulir dan masih menjadi sorotan.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
SEKJEN ORGANDA POTONG BANTUAN GUBERNUR - Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi Afandi angkat bicara usai namanya disebut dalam persoalan dugaan pemotongan uang kompensasi angkot jalur Puncak, Kamis (10/5/2025). 

Haryandi Afandi mengatakan, uang tersebut digunakan untuk biaya operasional seluruh tim yang terlibat dalam melakukan pendataan sehingga sopir angkot bisa menerima kompensasi.

"Tim saya ada lima ditambah saya satu jadi berenam. Jadi ya uang tersebut untuk biaya operasional selama dua hari berturut-turut karena kami betul-betul tidak ada mendapatkan anggaran dari pihak manapun juga dalam kegiatan tersebut," terangnya.

Ia pun menegaskan jika tidak ada pemotongan terhadap uang kompensasi sopir angkot yang diliburkan selama satu pekan tersebut.

Haryandi Afandi mengatakan jika uang kompensasi yang diberikan oleh Dishub Jabar itu langsung diterima secara penuh oleh para sopir angkot di Cibinong.

"Mereka (sopir angkot) berpartisipasi secara sukarela, ucapan terima kasih, boleh dikatakan dari anggota kepada pengurusnya yang telah membantu memfasilitasi. Kalau ada berita begitu (pemotongan Rp200 ribu) juga pasti hasilnya akan fantastis, akan banyak, besar gitu kan," katanya. 

Setelah kejadian ini viral di media sosial, Haryandi Afandi pun mengembalikan uang sebesar Rp8 juta tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Ia pun mengaku mengeluarkan uang tersebur dari kantong pribadinya tanpa menarik kembali uang yang telah dibagikan kepada timnya agar persoalan ini cepat terselesaikan.

"Yang saya berikan kepada mereka (tim) bukan uang jago atau uang japuk, tapi betul-betul uang yang uang keringet yang memang mereka di mata saya (bekerja) langsung bukan katanya, di hadapan mereka saya bekerja dari pagi sampai sore selama dua hari berturut-turut. Jadi itu bener-bener uang keringat," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved