Breaking News

KDM Tegur Media yang Bocorkan Alamat Korban Dokter Cabul, Pakar: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tegur media yang membocorkan informasi pribadi dari korban pelecehan seksual oknum dokter cabul.

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase KDM Channel, Tangkapan layar video viral
TEGURAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tegur media yang membocorkan informasi pribadi dari korban pelecehan seksual oknum dokter cabul 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tegur media yang membocorkan informasi pribadi dari korban pelecehan seksual oknum dokter cabul.

Seharusnya, kata Kang Dedi Mulyadi (KDM), semua harus melindungi korban.

"Seharusnya media gak boleh bocorin, gak boleh, orang harus melindungi korban," kata KDM dikutip dari Metro TV, Kamis (17/4/2025).

Bahkan, kata dia, pihaknya sudah memindahkan keluarga korban pelecehan ini ke kontrakan di tempat lain.

Semua itu juga biayanya ditanggung Dedi Mulyadi.

"Kemarin kan begini, ada dua hal yang saya tempuh, yang pertama aspek sosial ekonominya, mereka kan kehabisan kontraknya, akhirnya saya stimulus lah untuk satu tahun pindah rumah, biayanya ditanggung oleh kami," katanya.

Baca juga: Panas! Hotman Paris Disemprot Eks Jenderal Bintang Satu Saat Bicara Kasus Oknum Dokter Bejat

"Yang kedua, pendampingan hukum sudah kami siapkan," sambung Dedi Mulyadi.

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri menjelaskan bahwa peristiwa pelecehan seksual oleh oknum dokter ini bukan peristiwa yang mudah untuk diangkakan.

Karena ini merupakan aib yang luar biasa bagi korbannya.

"Banyak atau tidak, sayang beribu sayang ini bukanlah peristiwa yang mudah untuk diangkakan," kata Reza Indragiri dikutip dari tayangan Youtube HotRoom, Rabu (16/4/2025).

"Karena ini menurut saya merupakan kejahatan yang mendatangkan aib luar biasa," sambung Reza.

Baca juga: DETIK-DETIK Dokter Kandungan Bejat M Syafril Firdaus Mau Rudapaksa Pasien di Kos, Tak Cuma di Klinik

Menurutnya, kita semua tidak tahu bagaimana perlakukan warga sekitar terhadap korban pelecehan seksual ini.

"Korban mungkin mengalami sudah jatuh tertimpa tangga itu sangat besar kemungkinannya," katanya.

"Dia sudah dijahati dalam kasus ini oleh oknum dokter, kita tidak tahu apakah masyarakat seluruhnya akan memberikan dukungan kepada korban. Siapa tahu di luar sana ada yang nyinyir, maaf, memberikan stigma, memberikan label yang negatif, sudah jatuh tertimpa tangga pula," sambung Reza.

Maka masuk akal jika korban memilih untuk tutup mulut atau bahkan mungkin enggan melapor ke Polisi.

"Membayangkan ada risiko yang sangat berat semacam itu, penderitaannya multidimensional, fisiknya terciderai, psikisnya trauma, sosial pun mungkin dapat hina dina," kata Reza.

"Memang mungkin saja korban memilih untuk tutup mulut, tidak mencari pertolongan, dan tidak melapor ke otoritas penegak hukum," ungkapnya.

Baca juga: PENGAKUAN Dokter Kandungan Tersangka Kasus Pelecehan di Garut, Korban Dilecehkan di Kamar Kosnya

Ada Korban Dokter Kandungan Bejat di Garut yang Belum Lapor Polisi

Apa yang disampaikan Reza Indragiri sesuai dengan keterangan Polres Garut soal korban pelecehan oknum dokter kandungan cabul Tersangka M Syafril Firdaus (MSF) di rekaman CCTV viral.

Karena wanita yang menjadi korban dalam CCTV viral itu sementara masih belum melapor ke Polisi.

Tersangka MSF pun sementara ini ditetapkan sebagai tersangka karena kasus percobaan pemerkosaan di indekos atas korban lain, bukan pelecehan yang ada di video viral itu.

Kapolres Garut AKBP Mochamad Fajar Gemilang menjelaskan, terkait video CCTV viral Tersangka MSF di ruang kerjanya itu, pihak kepolisian saat ini masih melakukan pendalaman.

"Korban yang ada di dalam video tersebut sudah kami ketahui identitasnya. Kami sudah dorong untuk melapor tapi korban menyampaikan akan berkonsultasi dulu dengan keluarganya," ucapnya, Kamis (17/4/2025) dikutip dari Tribun Jabar.

Ia menuturkan bahwa pihaknya saat ini menghormati keputusan korban dalam video tersebut apakah nanti akan melapor atau tidak.

"Korban akan menjadi permasalahan pribadinya jika dibawa ke publik, kami menyadari itu sehingga kami tidak serta merta membawa korban ke ranah proses penyidikan," ungkap AKBP Fajar.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved