Blak-blakan Politisi Ini Bongkar Sosok yang Bisa Bikin Gibran Mundur dari Jabatan, Bukan Prabowo!

Politisi Arief Poyuono bongkar sosok yang bisa bikin Gibran mundul dari jabatan Wapres, katanya bukan Purnawirawan ataupun Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase foto UGM dan Youtube channel inews tv
POLEMIK PEMAKZULAN GIBRAN: Tangkapan layar momen politisi Arief Poyuono (kanan) membongkar sosok yang bisa bikin Gibran mundur dari jabatan Wapres, katanya bukan Purnawirawan ataupun Presiden Prabowo Subianto, disadur pada Rabu (7/5/2025). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Politisi senior membongkar sosok yang bisa membuat Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatan wakil presiden tanpa harus memicu konflik berkepanjangan.

Bukan Purnawirawan atau Presiden Prabowo Subianto, kata sang politikus ada sosok kunci yang bisa menggugah Gibran secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya saat ini.

Analisa itu diungkap sang politikus guna menanggapi polemik yang timbul dari desakan forum Purnawirawan TNI dan Polri agar Gibran dimakzulkan.

Forum Purnawirawan TNI-Polri yang mengusulkan pemakzulan Gibran itu terdiri dari sejumlah tokoh yaitu diajukan oleh 103 purnawirawan jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.

Sosok penting yang menandatangani usulan agar Gibran terdiri dari Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, dan Panglima Angkatan Bersenjata RI (ABRI) tahun 1988-1993 yaitu Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.

Menanggapi usulan dari forum purnawirawan tersebut belakangan ditanggapi oleh Arief Poyuono.

Aktivis senior sekaligus mantan Waketum Partai Gerindra itu menyebut bahwa purnawirawan salah strategi jika meminta Gibran dicopot kepada Prabowo.

"Salahnya Purnawirawan ini meminta pergantian Gibrannya itu kepada Prabowo. Salahnya salah kamar, masuknya ke Prabowo, meminta pelengserannya Gibran," ungkap Arief Poyuono, dikutip TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube inews tv, Rabu (7/5/2025).

Sebab kata Arief, Prabowo tak punya kuasa untuk mencopot Gibran.

Lagipula diungkap Arief, tidak pernah ada sejarahnya di Indonesia wakil presiden dimakzulkan.

Namun dulu pernah ada wakil presiden yang menggantikan presiden.

"Enggak ada sejarahnya wakil presiden dilengserin di Indonesia, yang ada presiden dilengserin. Ada enggak kita punya wapres dilengserin? kalau wakil presiden jadi presiden ada sejarahnya, ibu Mega, Pak Habibie," pungkas Arief Poyuono.

"Yang mundur ada, Hatta," timpal pegiat media sosial Said Didu.

"Tapi kalau presiden dilengserin ada, empat orang udah dilengserin," ujar Arief lagi.

Baca juga: GEGER Soal Usulan Gibran Dicopot, Pakar Hukum Ungkap 3 Alasan Pemakzulan Wapres, Singgung Fufufafa

Kendati demikian, Arief menyebut satu nama yang dipastikan bisa membuat Gibran mundur dari jabatan wapres.

Sosok tersebut kata Arief punya kuasa lebih kuat daripada Prabowo atau Purnawirawan.

Sosok yang dimaksud adalah Jokowi, ayah Gibran.

"Katanya melengserkan Gibran ini sudah kepentingan dan keperluan bangsa Indonesia? ya kalau sudah begini otomatis saya mau minta tolong ke bapaknya Gibran alias Jokowi supaya legowo meminta Gibran mau mundur," ungkap Arief Poyuono.

Karenanya, saat melihat Purnawirawan meminta kepada Prabowo untuk mencopot Gibran, Arief terheran-heran.

Sebab kata Arief, Prabowo tak punya kekuatan politik yang mumpuni untuk melengserkan Gibran.

USULAN PEMAKZULAN GIBRAN: Tangkapan layar sosok wakil presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, disadur pada Kamis (1/5/2025). Geger soal usulan pencopotan Gibran Rakabuming yang disarankan oleh Purnawirawan TNI. Pakar hukum ungkap 3 alasan pemakzulan sang wakil presiden.
USULAN PEMAKZULAN GIBRAN: Tangkapan layar sosok wakil presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, disadur pada Kamis (1/5/2025). Geger soal usulan pencopotan Gibran Rakabuming yang disarankan oleh Purnawirawan TNI. Pakar hukum ungkap 3 alasan pemakzulan sang wakil presiden. (Youtube channel wakil presiden)

Hal itu karena Prabowo menjabat sebagai petinggi eksekutif sedangkan yang bisa memakzulkan Gibran adalah lembaga legislatif.

"Kalau mintanya ke Prabowo, enggak mungkin. Sekuat apa Prabowo? sekuat apa politik Prabowo di Indonesia untuk melengserkan Gibran? ya enggak punya kekuatan, orang sama-sama eksekutif, dia bukan MPR," imbuh Arief Poyuono.

Lagipula kata Arief, Jokowi masih punya kekuatan besar di negeri ini meskipun tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Hal itulah yang memungkinkan Jokowi mempengaruhi Gibran untuk mundur dari jabatan politik.

"Kita enggak bisa bohong ya bahwa pak Jokowi itu masih sangat kuat politiknya di Indonesia," ucap Arief.

Mendengar pernyataan Arief, pengamat politik Ray Rangkuti menimpalinya.

Kata Ray, pengaruh Jokowi guna meminta Gibran mundur dari jabatan hanya sebatas hubungan ayah dan anak saja, tidak ada kaitannya dengan politik.

Menyimak ucapan Ray tersebut, Arief Poyuono pun sepakat.

"Kalau Pak Jokowi ke Gibran itu hubungannya ayah dan anak, ayah meminta anak supaya mundur saja, kan itu enggak ada yang bisa membatasi itu, enggak ada kaitan politik?" imbuh Ray Rangkuti.

"Enggak ada, enggak ada, enggak ada kepentingan politik," timpal Arief.

Baca juga: Prabowo Tak Terima Dibilang Presiden Boneka, Rocky Gerung : Publik Khawatir Jokowi Persiapkan Gibran

Lebih lanjut, Arief juga menyebut Gibran sebenarnya masih bisa mencalonkan diri untuk Pilpres mendatang.

Karenanya jika Gibran mundur dari jabatan wapres pun tidak akan ada masalah.

"Gibran ini masih muda, masih punya kesempatan terus untuk bisa nyalon lagi jadi presiden. Kalau mintanya ke Prabowo enggak mungkin. Kata bung Ray kan hubungan bapak dan anak, menasehati 'enggak usah le, kowe mundur wae'," kata Arief.

Sementara itu, terkait desakan para purnawirawan agar Gibran mundur, Eks Komandan Korps Marinir Letjen TNI (Purn) Suharto mengurai tujuannya.

Diungkap Suharto, ia dan para purnawirawan punya tujuan mulia kenapa meminta Gibran untuk dilengserkan.

"Kami usulkan dia (Gibran) untuk dilengserkan karena kami sayang dengan Prabowo. Saya ikut mendirikan Gerindra, saya bawa 26 pati dan kolonel untuk memenangkan Gerindra untuk bisa Gerindra duduk di Senayan, tidak untuk Gibran, tidak. Gibran jangan sangat jauh, dengan anak saya tua anak saya. Katanya punya ijazah di UTS, anak saya S2 di UTS, coba cari ada enggak nama itu (Gibran), tidak ada," ungkap Letjen TNI (Purn) Suharto.

"Saya inginnya Prabowo silahkan jadi presiden, dia adek saya, dia 5 letting di bawah saya, saya masuk Akabri tahun 65, mungkin keluarga itu belum buat melitur kayu atau segala macam, saya sudah mengabdi 34 tahun mengabdi di ABRI, enggak mengharapkan apa-apa, cuma mengharapkan supaya kembali ke rel," sambungnya.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News  

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved