Dubes Swedia Temui Dedie Rachim di Bogor, Daniel Blockert Tertarik dengan Industri Minyak Atsiri

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Daniel Blockert menyampaikan bahwa secara khusus dirinya tertarik pada industri minyak esensial.

Editor: Tsaniyah Faidah
Istimewa/Pemkot Bogor
KUNJUNGAN DUBES SWEDIA - Dedie Rachim mengungkapkan bahwa kehadiran Daniel Blockert mencerminkan kepentingan bersama dalam memajukan kolaborasi ilmiah, pembangunan berkelanjutan, dan inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim bersama Deputy Director of Administration Seameo Biotrop, Elis Rosdiawati, dan Wakil Rektor IPB University, Prof. Iskandar Zulkarnaen menerima kunjungan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, ASEAN, dan Papua Nugini, Daniel Blockert di Seameo Biotrop, Jalan Raya Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (13/5/2025).

Dedie Rachim mengungkapkan bahwa kehadiran Daniel Blockert mencerminkan kepentingan bersama dalam memajukan kolaborasi ilmiah, pembangunan berkelanjutan, dan inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Tujuan dari kunjungan ini ialah untuk lebih mendalami tentang essential oil atau minyak atsiri yang dapat digunakan untuk pengobatan, aromaterapi, relaksasi, dan lainnya.

Dedie Rachim juga menyampaikan, bahwa Bogor memiliki tradisi panjang sebagai pusat penelitian botani dan keanekaragaman hayati, dikenal secara historis sebagai "Buitenzorg" selama era kolonial Belanda. Kota Bogor telah memainkan peran penting dalam kemajuan pertanian dan botani.

Salah satunya adalah Kebun Raya Bogor yang didirikan pada tahun 1817 dan merupakan salah satu yang tertua dan paling dihormati di dunia.

“Kami terus berupaya memperkuat peran kami sebagai pusat pengetahuan, sains, dan pengelolaan lingkungan,” kata Dedie Rachim.

Dedie Rachim mengapresiasi dukungan dan persahabatan antara Indonesia dan Swedia yang berkelanjutan sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral, tidak hanya antara pemerintah, tetapi juga antara para peneliti, lembaga, dan masyarakat lokal.

“Kami percaya bahwa kemitraan yang bermakna seperti ini dapat menghasilkan inovasi yang berdampak dan menguntungkan kedua negara kita,” ujar Dedie Rachim.

Selain itu, Seameo Biotrop, kata Dedie Rachim, merupakan tempat penelitian yang meneliti berbagai hal berkaitan dengan pertanian dan keanekaragaman hayati (biodiversity), melahirkan berbagai inovasi produk berbahan dasar tanaman-tanaman unik dari seluruh Indonesia, sehingga bisa menjadi potensi besar bagi masa depan Indonesia.

“Ternyata di Bogor banyak sekali produk-produk yang bisa diteliti dan tidak menutup kemungkinan untuk diteruskan ke industri, sehingga tidak sekadar berhenti di penelitian. Tentunya harapan kita, hasil penelitian yang ada bisa berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Kota Bogor," tutur Dedie Rachim.

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, ASEAN, dan Papua Nugini, Daniel Blockert menyampaikan bahwa secara khusus dirinya tertarik pada industri minyak esensial serta potensi lainnya.

“Saya menemukan makanan yang sangat bagus dan terbuat dari jamur yang tumbuh di Seameo Biotrop. Selain itu, kami juga diperlihatkan bioteknologi sebagai solusi dan pertanian hidroponik, sehingga semua bisa menjadi potensi kolaborasi ke depan,” kata Daniel Blockert.

Ia menyebutkan bahwa ada beberapa universitas di Swedia yang siap bekerja sama dengan universitas di Bogor.

Deputy Director of Administration Seameo Biotrop, Elis Rosdiawati, menilai kunjungan ini merupakan suatu penghargaan.

Sebab, ia mengungkapkan bahwa Seameo Biotrop dilirik sebagai salah satu pusat regional (regional center) yang bisa berkontribusi besar dalam bidang keanekaragaman hayati.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved