Serangan Balik Dedi Mulyadi ke DPRD Jabar, Selamatkan Warga yang Kesusahan di Kampung Ono Surono

Serangan Balik Dedi Mulyadi ke DPRD Jabar, Tolong Warga Kesusahan di Kampung Ono Surono : Kolaborasi Namanya

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
KONFLIK DEDI MULYADI DAN ONO SURONO - Serangan Balik Dedi Mulyadi ke DPRD Jabar, Tolong Warga Kesusahan di Kampung Ono Surono : Kolaborasi Namanya 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan serangan balik pada DPRD Jabar.

Dedi Mulyadi melawan tindakan Fraksi PDIP DPRD Jabar yang walk out ketika Rapat Paripurna.

Anggota DPRD Jabar meminta agar KDM (Kang Dedi Mulyadi) mengklarifikasi pernyataannya ketika Musrenbang di Cirebon.

Bukannya menuruti permintaan Ono Surono Cs, Dedi justru melakukan serangan balik.

"Musrenbang forum yang sakral, diundang tak mau datang. Ingin dihargai tapi tak pernah menghargai. Ingin dilibatkan tapi tak mau terlibat. Ngaku berpihak pada rakyat, berjuang untuk rakyat giliran anggaran dibuat untuk kepenitngan rakyat tak terima dianggap melanggar konstitusi. Mari kita renungi kita ini bekerja buat siapa dan untuk siapa ?" kata KDM di TikTok.

Bukan hanya pernyataan, Dedi Mulyadi bahkan menolong warga yang terancam di kampung halaman Ono Surono.

Dilihat dari web DPRD Jabar, tercatat bahwa Ono lahir di Indramayu pada 1974.

Dia bahkan sampai dijuluki tokoh nelayan pantura.

Ono Surono bahkan memulai karir politiknya di PDIP Indramayu.

Malahan ayahnya, Mustakim juga petinggi PDIP di Indramayu.

Ia pernah juga menjadi anggota DPRD Indramayu.

Bahkan kini Ono Surono juga terpilih menjadi anggota DPRD Jabar dari Dapil Jabar 12 yang meliputi Indramayu.

Walau begitu kini justru viral di media sosial seorang bocah kelas 2 SD bernama Abira Zahra Suhendang yang meminta tolong Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Baca juga: Sosok Ono Surono Anak Petinggi PDIP yang Gagal Jadi Cagub Jabar, Kini Tak Akur dengan Dedi Mulyadi

Anak dari Dedi Suhendang tersebut meminta agar KDM memperbaiki jalan di Desa Ereta Wetan, Blok Empang, Indramayu, Jawa Barat.

"Supaya jalannya benar. Rusak dan licin. Aku maunya itu tuh jalannya dibenerin. (Ngomong begitu) disuruh paman," kata Abira.

Dedi Mulyadi menerangkan mestinya anak tersebut meminta bantuan pada kepala desa setempat.

"Harusnya kalau jalan desa ngomongnya ke pak kades. Paling tinggi pak bupati.  Udah ngomog belum sama pak Kadesnya ? sama papanya tanya, kan ada dana desa. Udah ngomong belum jalannya jelek ?" tanya KDM.

Bukan hanya jalan rusak, anak tersebut dan 25 warga lainnya juga terancam.

Setiap harinya mereka terancam banjir rob,

"Kena banjir rob. Kalau datang tuh jam 7 tiap hari. Tinggal 25 rumah. Mangrove masih ada," kata Abira.

Tak tinggal diam begitu saja, Dedi Mulyadi bekerjasama dengan Bupati Indramayu, Lucky Hakim untuk merelokasi Abira dan warga lainnya agar tak lagi terancam banjir rob.

"25 rumah kata pak Lucky Hakim dibantu pak gubernur, itu mau dipindahin. Kamu mau gak pindah rumah ? dibangun jalan juga ngapain kalau rumahnya hilang oleh banjir rob. Kita pindah saja," katanya.

Baca juga: Sosok Sofiyah, Emak-emak yang Skakmat Ono Surono Soal Anak Masuk Barak Militer, Tetangga Pelapor KDM

Lucky Hakim menurut KDM sudah menganggarkan Rp 5 miliar untuk memindahkan warga.

"Pindahnya dekat ke seberang jalan panturanya, jadi gak jauh dari tempat tinggal tapi gak banjir yang penting. Paling pindahnya 500 meter," kata Lucky Hakim.

Sementara Dedi Suhendang mengatakan warga sudah berkomunikasi dengan pihak desa.

Tapi katanya, jalan tersebut bukan milik desa.

"Dari pihak pemeirntah desa, sudah ditanggapi. Setiap tahun urunan minta sumbangan keliling. Kata pemerintah desa bukan jalan desa," katanya.

Menurutnya jalan itu memang hasil buatan warga.

"Dulu dibikin sama masyarakat situ sama tanggul empang juga. Ada 35 rumah kurang lebih. Sebagian ada yang ditinggal, ada juga yang tidak terurus," kata Dedi.

Seolah menyindir Ono Surono Cs di DPRD Jabar, Dedi Mulyadi pun mengatakan tindakannya tersebut merupakan bentuk kolaborasi.

"Kolaborasi itu namanya. Kalau bahasa birokrasi politisinya. Kata orang Jawa Barat gotong royong. Masalah gini mah atuh gampang," kata Dedi Mulyadi.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: 

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved