Polemik Ijazah Jokowi
Bongkar Kebohongan Roy Suryo Cs Soal Skripsi Jokowi, Pakar yang Asli : Kenapa Gak Bisa Netral ?
Bongkar Kebohongan Roy Suryo Cs Soal Skripsi Jokowi, Pakar yang Asli Sampai Bingung : Kenapa Gak Netral ?
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pakar telematika sekaligus ahli digital forensik Abimanyu Wachjoewidajat mengungkap fakta tentang Times New Roman, jenis huruf yang dimasalahkan Roy Suryo Cs dalam kasus ijazah Jokowi.
Abimanyu merasa heran dengan cara Roy Suryo Cs dalam meneliti skripsi maupun ijazah Jokowi.
Rismon Sianipar, bagian dari Roy Suryo Cs, berkukuh huruf pada lembar pengesahan skripsi Jokowi tak sesuai dengan zamannya, 1985.
"Tidak sesuai dengan zamannya. Karena tahun 1985 ya hampir semua mahasiswa menggunakan mesin ketik manual," kata Rismon di ILC.
Ia mengatakan pola ketikan mesin tik dan software sangat berbeda jauh.
"Pattern atau pola dari hasil ketikan manual itu tentu sangat jauh dengan produk dari software atau hardware secara digital," katanya.
Rismon meyakini lembar pengesahan skripsi Jokowi diketik menggunakan font Times New Roman.
Padahal menurutnya font tersebut baru keluar pada 1992.
Beda dengan Rismon, Abimanyu Wachjoewidajat mengatakan font Times New Roman sudah ada sejak 1932.
"Udah lama banget ada, bahkan dari 1932 sudah ada," kata Abimanyu di TikTok.
Menurutnya kini tinggal membuktikan percetakan yang digunakan sesuai atau tidak dengan font tersebut.
"Tinggal sekarang apakah cetak-cetakan yang ada sekarang itu sesuai dengan Times New Roman seperti yang beredar sekarang. Itu harus diperiksa ujung ke ujung, semua text yang ada diperiksa semua, kalau bisa 26 huruf, titik, tanda plus, garis miring dan lain sebagainya itu diperiksa," katanya.
Itu dilakukan untuk menguji dan memastikan font di lembar pengesahan skripsi Jokowi benar Times New Roman.
Baca juga: Roy Suryo Tantang Ngabalin Gantung di Monas, Minta Bukti Proyek Besar di Balik Isu Ijazah Jokowi
"Itu untuk menguji, memastikan apakah pas saat kita bilang Times New Roman kayak gitu apa gak, itu penting," katanya.
Jika belum bisa dibuktikan, Abimanyu mengatakan pihak Roy Suryo Cs belum bisa bicara itu Times New Roman.
"Kalau gak paling kita ngomongnya oh mirip, jangan langsung ngomong Times New Roman. Ngulas tuh gak begitu menurut saya. Terlau berlebihan. Saya gak bilang anda salah, tetapi penjelasan kadang dianggap perlu gak berlebihan kemudian masyarakat jadinya rancu. Kalau yang kurang pintar itu terlalu bereaksi," katanya.
Ia mempertanyakan tujuan Roy Suryo Cs dalam meneliti ijazah Jokowi.
"Apa kita mau jadi bagian yang mempengaruhi masyarakat atau yang jadi meluruskan, ayo bikin lempeng," katanya.
Baca juga: Kesal Debat Ijazah Jokowi, Silfester Samakan Roy Suryo dengan Perempuan, Sudjiwo Tejo Panik
Menurutnya kini di Indonesia pakar atau ahli telematikan sangat sedikit jumlahnya.
"Kita nih orang yang kayak gini sedikit, diminta digital forensik, telematika, itu sedikit di Indonesia. Saksi jangan sampai kita jadi pihak melakukan pengulasan macam-macam hanya sekedar menjadi whistle blower mungkin atau pengungkuapan apapun yang tetap di luar secara hukum, kita ada dasar hukumnya," katanya.
Abimanyu mengingatkan untuk tidak memprovokasi demi mendapat simpati masyarakat.
"Jangan kemudian mencoba meminta perlindungan masyarakat, kalau udah ramai paling tidak ada yang melindungi anda gitu. Saat di sidang juga anda sendirian, yang bisa menolong kita tinggal Allah dan cara paling yang bisa dilakukan yaitu dengan mengungkap kebenaran," katanya.
Ia pun mempertanyakan tujuan Roy Suryo Cs dalam kasus ijazah Jokowi ini.
"Apa sih kegunaannya ? untuk cari popularitas ? gak kan. Pengungkapan yang sehat ini yang paling diperlukan," katanya.
"Kenapa sih kita gak bisa netral ? Kalau hukum tidak bekerja saat di pengadilan tuh kita juga yang akan dipanggil di situ kita ungkapkan," katanya.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengungkap berdasar hasil uji laboratorium forensik (Labfor) skripsi Jokowi dibuat menggunakan mesin tik tipe pika.
Selain itu lembar pengesahan skripsi Jokowi terbukti menggunakan cetakan hand press atau letter press.
Sebab ketika diraba tulisannya tidak rata dan sedikit cekung.
Hal tersebut menandakan penggunaan metode cetak manual.
"Terhadap uji labfor tersebut, berkesesuaian dengan keterangan dari pemilik percetakan saat itu. Sehingga terjawab tidak ada proses cetak menggunakan alat lain selain mesin tik dan alat cetak hand press atau letter press," katanya.
Baca juga: Bantah Telak Roy Suryo Cs, PT Kertas Kraft Aceh Jadi Saksi Ijazah Jokowi, Ternyata Lolos Seleksi ASN
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta mengatakan pada tahun 1985 sudah umum mahasiswa menggunakan font Times New Roman untuk mencetak sampul atau lembar pengesahan.
"Fakta adanya mesin percetakan di sanur dan prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM," kata Sigit dikutip dari Web UGM.
Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang bahwa font Times New Roman sudah sangat umum pada masa itu.
"Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima. Di zaman itu sudah ada tempat cetak sampul yang terkenal, Prima dan Sanur. Soal diketik pakai mesin komputer, jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC. Saya sempat pakai buat mengolah data statistik," katanya.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Roy Suryo
Rismon Sianipar
Abimanyu Wachjoewidajat
skripsi Jokowi
Times New Roman
ijazah Jokowi
UGM
Bareskrim Polri
Misteri Tokoh 'Baju Biru' Dalang Isu Ijazah Jokowi, Roy Suryo Sebut Ngaco, 2 Anak Presiden Bereaksi |
![]() |
---|
Bukan Calo Terminal, Kader PSI Ungkap Sosok Mulyono Alumni UGM yang Bertemu Jokowi Saat Reuni |
![]() |
---|
Roy Suryo Sebut Reunian Jokowi di Yogyakarta Konyol dan Jadi Bahan Tertawaan: Reuni Dadakan Lucu |
![]() |
---|
Ketika Mulyono Jadi Candaan di Reuni Alumni UGM, Jokowi Langsung Wanti-wanti : Jangan Nambah Masalah |
![]() |
---|
Pengacara Dokter Tifa Ngamuk Nunjuk-nunjuk Soal Ijazah Jokowi, Murka Usai Silfester Sebut "Napi" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.