Polemik Pembongkaran Pasar Bogor

Alasan Pedagang Menolak Dipindah dari Pasar Bogor, Ternyata Sudah Sepakat dengan Bima Arya

Perwakilan pedagang Hudaya mengatakan, Pasar Bogor harus tetap menjadi pasar tradisional. Ia menerima informasi bahwa Pasar Bogor bakal diubah sebaga

|
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
POLEMIK PEDAGANG PASAR BOGOR - Perwakilan Pedagang Pasar Bogor, Hudaya saat dijumpai di Balai Kota Bogor belum lama ini. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Revitalisasi Pasar Bogor dan relokasi pedagang Pasar Bogor masih buntu hingga saat ini.

Tahapan mulai dari pengosongan pedagang pun meleset dari jadwal yang sudah ditentukan.

Pedagang Pasar Bogor pun bersikeras untuk menolak rencana tersebut.

Perwakilan pedagang Hudaya mengatakan, Pasar Bogor harus tetap menjadi pasar tradisional.

“Nah, kami pedagang hanya menunggu satu hal. Pertahankan Pasar Bogor sebagai Pasar Tradisional. Sebagai pasar UMKM,” kata Hudaya kepada TribunnewsBogor.com, belum lama ini di Balai Kota Bogor.

Ia menerima informasi bahwa Pasar Bogor bakal diubah sebagai lahan parkir.

Selain itu, Pasar Bogor akan diubah menjadi Pasar Tematik oleh Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ).

“Bahwa, kabar revitalisasi ini sudah digaungkan sejak lama. Tetapi, pedagang itu tidak tahu dan jelas revitalisasinya seperti apa,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sebelumnya telah terjadi kesepakatan dengan Wali Kota terdahulu yakni Bima Arya.

Saat itu kata Hudaya, Pasar Bogor dipertahankan sebagai Pasar Tradisional.

“Berdasarkan hasil kesepakatan kami dengan Bima Arya itu menyebutkan Pasar Bogor dipertahankan sebagai Pasar Tradisional,” ujarnya.

Pemkot Bogor di bawah kepemimpinan Dedie Rachim seolah menginginkan Pasar Bogor diubah dan dihilangkan.

“Sekarang yang jadi masalah itu, keinginan daripada Pemkot sekarang walaupun kita belum tahu persis. Tapi, seolah olah ingin menghilangkan pedagang pasar,” ujarnya.

Selain itu, Pedagang Pasar Bogor pun menolak relokasi ke Pasar Warung Jambu dan Sukasari.

Kata Hudaya, biaya sewa di dua pasar tersebut dikategorikan mahal.

Mereka harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk menyewa kios atau los.

“Yang datang kesana adalah pemodal-pemodal atau pedagang yang punya modal. Sedangkan pedagang Pasar Bogor ini mayoritas pedagang menengah ke bawah,” tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved