Aksi Bersih-bersih Prabowo Singkirkan Menteri Jokowi, Dimulai dari Erick Thohir dan Sri Mulyani
Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan membongkar aksi bersih-bersih Presiden Prabowo Subianto dari bayang-bayang Jokowi.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
"Tapi itu tentu akan dikejar orang, karena orang kan menuntut secara optimal. Benar gak orang kerja ini betul-betul. Makanya analisa saya reshuffle akan terjadi," ungkapnya.
Menurut dia, banyak menteri-menteri di Kabinet Merah Putri yang perlu diinvestigasi oleh orang-orang Prabowo.
Apalagi, Prabowo juga sudah menyatakan dengan keras bahwa ia tidak segan bila ada yang tidak bisa mengikuti dirinya.
"Karena pada pidatonya 1 Juli kan dia akan keras, akan melakukan tindakan keras pada orang yang tidak bisa ikut irama dia. Baru saya lihatnya kerasnya bicara Prabowo itu kemarin. Dia akan singkirkan benalu di pemerintahan dia," pungkasnya.
Baca juga: Tertawakan Penuduh Ijazah Jokowi, Peneliti dari Jepang Kuliti Ijazah Rismon, Beda dengan yang Asli
Danantara Investasi Rp 81,4 T
Managing Director Finance Badan Pengelola Investasi Danantara, Arief Budiman, mengatakan bahwa Danantara akan melakukan investasi sebesar 5 miliar dollar AS atau setara Rp 81,4 triliun (kurs Rp 16.293 per dollar AS) hingga akhir 2025 ini.
Rencana investasi itu bertujuan membantu menyediakan pembiayaan di berbagai proyek-proyek prioritas yang telah ditetapkan secara strategis.
"Bagaimana kita bisa membantu pasar keuangan sehingga pemodalan, akses terhadap pembiayaan itu lebih dapat diakses sektornya seperti apa untuk tahap awal? Ada delapan sektor awal yang difokuskan," ujar Arief di acara "Simposium Nasional Sumitronomics Terhadap Arah Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Kedelapan sektor prioritas tersebut mencakup:
1. Mineral (seperti nikel dan bauksit)
2. Platform hulu minyak dan energi baru terbarukan
3. Infrastruktur digital
4. Layanan Kesehatan
5. Jasa keuangan
6. Infrastruktur dan utilitas publik
7. Kawasan industri dan properti
8. Pangan dan pertanian.
"Saat ini kita melihat bahwa untuk tahun 2025 diharapkan kita bisa melakukan investasi sekitar Rp 5 miliar dollar dalam enam sampai sembilan bulan yang tersisa," lanjut Arief.
Dalam penjelasannya, Arief juga mengungkapkan bahwa Danantara memiliki holding operasional yang mengelola sekitar 50 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di 12 sektor ekonomi.
Adapun jika dihitung secara keseluruhan dengan anak-anak perusahaan BUMN dan turunannya, maka ada 889 entitas perusahaan yang dikelola holding operasional Danantara.
Untuk memaksimalkan pengelolaan seluruh perusahaan BUMN, menurut Arief, diperlukan tiga strategi.
Pertama, mengoptimalisasikan portofolio yang dimiliki Danantara. Kedua, meningkatkan kinerja seluruh perusahaan BUMN yang dikelola badan investasi tersebut.
"Idealnya kita menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik di masing-masing sektor," tutur Arief. Ketiga, inovasi BUMN yang didukung perkembangan teknologi.
"Yang pertama melihat dulu tujuan tinjauan bisnis secara fundamental. Mana portofolio yang kritikal penting bagi negara. Apakah ada konsolidasi penyederhanaan yang dimungkinkan secara portofolio," ungkap Arief.
Alasan Wapres Gibran Tak Ikut Lantik Menteri Baru, Jokowi : Reshuffle Kewenangan Penuh Presiden |
![]() |
---|
Angkat Qodari ke Kabinet, Rocky Gerung Curiga Wacana 3 Periode : Presiden Prabowo Juga Bersiap-siap |
![]() |
---|
Sebut Prabowo Tak Mengerti Demokrasi, Rocky Gerung Ingatkan Rencana 3 Periode M Qodari: Cacat Etis |
![]() |
---|
Kemendagri Izinkan Pemda Rapat di Hotel, Tito Karnavian : Asal Jangan Berlebihan |
![]() |
---|
Kritik Keras Rocky Gerung Soal Reshuffle Kabinet: Ternyata Prabowo Enggak Ngerti Demokrasi Juga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.