Keluarga Pilih Tak Kremasi Jasad Juliana, untuk Jaga-jaga Jika Digali Lagi
Jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani, dimakamkan pada Jumat (4/7/2025) waktu setempat.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani, dimakamkan pada Jumat (4/7/2025) waktu setempat.
Menurut pihak keluarga, jenazah Juliana tidak akan dikremasi, melainkan dikubur untuk berjaga-jaga jika diperlukan penggalian kembali atau ekshumasi.
Ayah Juliana, Manoel Marins, mengatakan bahwa pihak keluarga awalnya ingin agar jenazah itu dikremasi.
"Tetapi hakim telah memutuskan untuk menguburkannya, untuk berjaga-jaga jika diperlukan penggalian," kata Manoel, sebagaimana dilansir Globo.
Manoel juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Brasil atas dukungan mereka.
Menurutnya, berkat dukungan warga Brasil, keluarganya bisa mendapatkan jawaban terkait apa yang terjadi pada putri mereka.
"Kami tidak bisa mendapatkan semuanya. Kami hanya akan mendapatkan sebagian setelah autopsi kedua. Saya juga ingin berterima kasih kepada pers yang meliput kasus ini, sehingga masalah ini menyebar ke seluruh Brasil," ujar Manoel.
Sebelumnya, otoritas Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang setelah jenazah Juliana tiba di Brasil.
Autopsi dilakukan pada Rabu (2/7/2025) oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Sipil Rio dan didampingi oleh seorang ahli dari Kepolisian Federal dan seorang asisten teknis dari keluarga.
Autopsi dimulai pukul 08.30 dan berakhir sekitar pukul 11.00.
Laporan awal harus selesai dalam waktu lima hari.
Keluarga berharap, autopsi ulang dapat memperjelas beberapa hal yang masih mereka ragukan seperti waktu kematian sebenarnya dan kemungkinan kelalaian oleh otoritas setempat.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, autopsi pertama telah dilakukan oleh tim forensik di Bali, Indonesia setelah jasad Juliana berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani.
Hasil autopsi menunjukkan, Juliana meninggal akibat luka dalam dan fraktur di berbagai bagian tubuh tanpa adanya tanda-tanda hipotermia.
Tim forensik menyimpulkan bahwa korban hanya bertahan hidup kurang dari 20 menit setelah mengalami trauma.
Namun, hasil tersebut ternyata belum memuaskan pihak keluarga Juliana.
Mereka mengungkapkan kekecewaan karena hasil autopsi diumumkan ke publik sebelum disampaikan secara pribadi kepada mereka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jaga-jaga Digali Lagi, Jenazah Juliana Marins Tidak Dikremasi"
Keluarga Arya Daru Mulai Buka Suara, Ungkap Kejanggalan Hasil Autopsi, Obat CTM Jadi Kunci |
![]() |
---|
Jejak Diplomat Arya Daru di Rooftop Terungkap Saat Autopsi, Beberapa Kali Panjat Tembok |
![]() |
---|
Aktivitas Diplomat Arya Daru di Rooftop Kemlu Sebelum Tewas, Tinggalkan Jejak Saat Diautopsi |
![]() |
---|
Tingkatkan Layanan Wisata Alam, Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sejak 16 Juli 2025 |
![]() |
---|
Kini Giliran Pendaki Asal Swiss Terjatuh di Gunung Rinjani, Beda Nasib dengan Juliana Marins |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.