Pamitan Misri ke Ibu Sebelum Nurhadi Tewas, Uang dari Kompol Yogi Dipakai untuk Biaya Sekolah
Pamitan Misri ke Ibu untuk Pergi Temani Kompol Yogi, Uang Rp 10 juta Dipakai untuk Biaya Sekolah Adik
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Misri Puspita Sari ternyata pamit pada ibunya ketika disewa Kompol I Made Yogi Purusa Utama. Ia bahkan berencana memakai uang dari Yogi untuk biaya pendidikan sang adik.
Ibu Misri menceritakan ketika anaknya hendak berangkat ke Gili Trawangan menemani Yogi.
Pengacara Misri, Yan Mangandar Putra menceritakan kliennya kenal dengan Kompol Yogi sejak awal tahun 2024.
Komunikasi keduanya terjalin dari media sosial Instagram kemudian berlanjut ke WhatsApp pada awal April 2025.
Yan mengatakan Misri menghubungi Misri Puspita Sari pada Selasa 15 April 2025.
Dia memberi kabar bahwa sedang di Bali.
Kompol Yogi kemudian meminta Misri menemaninya di Lombok.
Ia menawarkan tarif Rp 10 juta per malam.
Misri pun menerima tawaran tersebut lalu berangkat dari Bali ke Lombok pada Rabu 16 April 2025.
Dia tiba di Pelabuhan Senggigi pukul 13.30 Wita.
Misri menurut Yan dijemput Kompol Yogi, Ipda Haris Chandra, Brigadir Nurhadi dan Melanie Putri.
Mereka kemudian menuju ke Pelabuhan Teluk Nare untuk menyeberang ke Gili Trawangan.
Baca juga: Keluarga Bongkar Kondisi Jasad Brigadir Nurhadi, Lebam dan Bibir Biru : Saya Yakin Adi Dicekoki
Ibu Misri yang enggan menyebutkan namanya bercerita bahwa sang anak pamit padanya ketika akan bertemu Kompol Yogi.
"Sebelum kejadia dia (Misri) pamit," katanya seperti dikutip dari Tribun Jambi.
'Ma aku mau nemani orang orang ke Lombok' kata Misri.
'Ya, hati-hati saja', jawab ibu Misri.
Baca juga: Keluarga Kaget Misri Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Sebut Sosok Baik dan Berprestasi
Menurut sang ibu, rencananya uang Rp 10 juta dari Kompol Yogi akan dipakai untuk biaya pendidikan sang adik.
"Sekembalinya dari Lombok dia akan mengirimkan uang untuk biaya pendidikan anaknya yang akan masuk kuliah," katanya.
Selain itu uang tersebut juga dipakai untuk adiknya yang baru akan masuk taman kanak-kanak.
"Adiknya yang bungsu masuk TK," kata sang ibu.
Namun ternyata terjadi kejadian yang menimpa Brigadir Nurhadi.
Nurhadi ditemukan tewas di dasar kolam.
Polda NTB sudah menetapkan Misri Puspita Sari, Kompol Yogi dan Ipda Haris Chandra sebagai tersangka.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Polri, Brigjen Polisi Djuhandhani Raharjo Puro mengatakan sudah mengantongi tersangka utama.
Ia menekankan polisi tidak kesulitan dalam menemukan tersangka atas kematian Brigadir Nurhadi.
Baca juga: Kasus Terakhir yang Ditangani Nurhadi di Propam, Mertua : Adi Mengetahui yang Harusnya Tak Diketahui
"Sudah ditetapkan tersangkanya. Sudah ditahan kok, sudah ditahan," katanya.
Bahkan Yan Mangandar Putra berencana menjadikan Misri Puspita Sari sebagai justice collaborator.
Saya sudah melakukan komunikasi dengan pihak LPSK sudah menyerahkan beberapa dokumen cuma memang masih koordinasi terkait PP 24 Tahun 2025 terkait justice collaborator.
Pihaknya ingin bertanya kepada LPSK apakah pengakuan tersangka yang dimaksud terkait dengan M harus mengakui sesuai pasal yang disangkakan atau tersangka menceritakan cerita sebenernya menurut versi dia.
"Tapi kami akan tetap mengajukan itu nanti biar LPSK yang akan mempertimbangkan dalam draft permohonan justice collaborator itu kamu tetap berpendapat bahwa apa yang disangkakan tidak benar," kata Yan.
Ia mengatakan, saat ini M disangka melanggar Pasal 351 Ayat 3 tentang penganiayaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia dan Pasal 359 Juncto Pasal 55 tentang turut serta karena kelalaian menyebabkan kematian.
Pihaknya meminta polisi untuk mengkaji ulang pasal yang dipersangkakan kepada M.
"Penyidik melakukan evaluasi ulang terhadap M ditetapkannya sebagai tersangka dalam kasus ini karena dia tidak terkait," kata Yan.
Sebelum Tewas Menurut Yan, tersangka M tidak memiliki motif menganiaya Brigadir N karena baru pertama kali bertemu dengan Brigadir Nurhadi saat perjalanan dari Senggigi ke Gili Trawangan.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
Kejanggalan Kematian Brigadir Esco Fasca Rely, Ayah : Bukan Luka, Ini Hilang Organ Tubuh |
![]() |
---|
Postingan Terakhir Polisi Intel Lombok Sebelum Tewas Misterius, Kondisi Jasad Brigadir Esco Janggal |
![]() |
---|
Penampakan Rumah Putih Masa Kecil Dwi Hartono di Jambi, Sahabat SMP Bongkar Sosoknya di Rimbo Bujang |
![]() |
---|
Pengusaha Jambi Aktor Intelektual Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Sakit Hati Pinjaman Rp 13 M ? |
![]() |
---|
Menohok! Siswi MTS Berani Semprot Camat Sungai Bahar, Kecewa Penampilan Drumband Diganti Acara Ultah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.