Ibu Siswa SMA Garut Sudah Minta Tolong Dedi Mulyadi Sebelum Anaknya Tewas, Ngadu Sering Dibully Guru

Ibu siswa di Garut yang meninggal dunia diduga usai dibully teman-teman dan gurunya, ternyata sudah sempat minta tolong KDM.

|
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
SISWA SMA DI GARUT - Sikap Wali Kelas Saat Siswa SMA Garut Dirawat 1 Bulan, Tak Pernah Jenguk, Alasan Banyak Kegiatan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ibu siswa di Garut yang meninggal dunia diduga usai dibully teman-teman dan gurunya, ternyata sudah sempat minta tolong ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Bahkan permintaan tolong itu disampaikan oleh Puji sebelum anaknya ditemukan tewas tergantung di depan kamar.

Saat itu Puji memposting di media sosialnya soal perlakuan teman-teman kelas dan guru anaknya, P (16).

Puji pertama kali speak up soal pembullyan terhadap anaknya pada tanggal 27 Juni 2025.

Ia memposting percakapan WhatsApp dirinya dengan teman sekolah anaknya.

Kepada Puji, teman sekolah P mengatakan kalau korban sering dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya.

Bahkan P juga kerap dimarahi oleh wali kelasnya di depan kelas, dan dijadikan contoh yang tidak baik.

Hal itu berimbas pada proses pembelajaran P di sekolah sehingga kerap mendapat nilai jelek.

Kepada ibunya, P mengaku tidak fokus belajar karena merasa tak nyaman.

"Bukan malas, gak ngerti aja, susah fokus, susah pahamnya. Padahal sebenarnya gampang, harusnya paham, tapi susah," kata P pada video yang diunggah oleh Puji akhir Juni lalu.

P mengaku sudah berusaha, namun ternyata dirinya tetap tidak bisa fokus.

"Mau niat gimana juga, sudah duduk di depan, nanya teman, tapi tetap saja. Sekarang sudah gampang lagi," ujarnya pada video.

Namun menurut P, ada seorang gurunya yang mengerti kondisinya sehingga ia lebih mudah fokus saat belajar.

Rupanya P diperbolehkan mengerjakan tugas tanpa berkelompok oleh guru Biologinya itu.

Sebab pada mata pelajaran lainnya, kebanyakan guru mewajibkan tugas dikerjakan berkelompok.

Sementara P dijauhi oleh teman sekelasnya sehingga tidak pernah punya kelompok.

"Biasanya kan harus berkelompok, guru biologinya bilang kalau mau sendiri juga gak apa-apa, biar enak," ujarnya.

Baca juga: Sikap Wali Kelas Saat Siswa SMA Garut Dirawat 1 Bulan, Tak Pernah Jenguk, Alasan Banyak Kegiatan

Awal mula P dikucilkan itu yakni saat dirinya dituduh melaporkan ada siswa yang menyalakan vape di kelas,

Padahal saat itu bukan P yang melaporkan hal itu.

P pun kemudian dibully di depan kelas hingga ditarik kerah bajunya.

"Awalnya lagi ngerjain di bangku, terus dipanggil. Disamperin tiba-tiba ditarik depan kelas, banyak yang lihat, yang lain duduk saja," tutur P.

Saat itu P hanya bisa diam dan tidak melawan, bahkan tak ada satupun teman kelasnya yang membantu.

"Gak ngelawan karena kasihan takut makin menjadi. Kalau dilawan kakak bakal disalahkan. Diem aja gak ada yang bantuin, apalagi ngelawan," ujarnya.

Bahkan wali kelas P pun tak pernah membela dan justu sering memojokkan.

Hal itu diungkap oleh teman P kepada Puji melalui pesan WhatsApp.

"Bu ** ngemarahin P di depan banyak anak-anak kelas, mungkin P ga suka bu sama cara Bu ** negur, karena emang di depan banyak orang banget dan Bu ** bener-bener marah ngeritiknya kelewatan," tulis siswa itu.

Ia juga mengatakan kalau guru-guru terkesan ikut membenci P saat korban dijauhi oleh teman-teman sekelasnya.

"Soal tugas P juga paling cuma yang di smester 1 bu yang bermasalah, masuk akan juga kalo memang gara-gara kasus itu, guru-guru juga seharusnya memaklumi, malah sama-sama benci juga bu. Malah ngebela yang salah," tulisnya lagi.

Sambil memposting video itu, Puji pun meminta bantuan Dedi Mulyadi.

"Aku udh ngadu ke pihak sekolah tapi yaa begitu lah...

@kdm_jawabarat @kdm_jawabarat
@garutupdate_
@infogarut
@disdikjabar," tulis Puji.

"Pa dedi... tolong di bantu pa agar tidak terjadi hal yang seperti ini lagi ... agar tdk ada pembullyan lagi terlebih ada pembiaran dr pihak sekolah , malah ada salah satu oknum guru yang ikut serta @kpai_official," tambahnya.

Namun belum sempat mendapat bantuan, P sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup pada Senin (14/7/2025).

Kasus ini pun viral hingga akhirnya KDM datang ke rumah orangtua P pada Kamis (18/7/2025).

Ia menyampaikan permohonan maaf kepada orangtua P.

"Saya minta maaf atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat," kata Dedi Mulyadi.

Kontak bantuan 

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. 

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved