Ekspresi Kepsek SMA Garut Dengar Siswanya Depresi hingga Akhiri Hidup, Panik Dilaporkan ke Polisi

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ekspresi Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi saat mendengar siswanya, P (16) sempat mengalami depresi sebelum tewas mengakhiri hidup jadi sorotan.

Dadang Mulyadi bertemu dengan orangtua P dalam mediasi yang difasilitasi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Tak hanya Dadang, ada juga wali kelas, guru Fisika dan guru BK.

Dalam mediasi itu, Dadang membantah bahwa almarhum mendapat perundungan selama sekolah.

Saat orangtua P mengatakan kalau anaknya sempat depresi, ekspresi Dadang disorot netizen.

Ibu kandung P, Fuji menceritakan kalau ia sudah memposting perundungan sebelum almarhum meninggal dunia.

Namun karena tak mendapat tanggapan dari pihak sekolah, ia pun akhirnya melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut.

"Sudah lapor ke PPA Kabupaten, anak saya langsung ditangani psikolog," kata dia.

Saat itu Fuji diberi tahu kalau anaknya mengalami depresi.

"Psikolog bilang anak saya depresi, sampai harus dirujuk ke psikiater," ungkap Fuji.

Ia pun berniat menanyakan pada pihak sekolah apa yang membuat sang anak depresi.

"Saya pengen fokus pemulihan mental anak saya, pengen mediasi dengan sekolah, apa yang terjadi dengan anak saya sampai depresi," tuturnya.

Kemudian ia pun menghubungi pihak sekolah melalui guru Bimbingan Konseling (BK).

"Saya sudah info ke guru BK, sudah WA ke bapak, tapi tidak ada balasan," ungkap Fuji.

Saat ditanya Dedi Mulyadi kenapa tidak membalas, guru BK pun beralasan takut.