Jadi Langganan Kekeringan, Kades Sukagalih Jonggol Dorong Wilayahnya Mendapat Layanan PDAM
Setiap memasuki musim kemarau warga warga Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor kesulitan mendapatkan air bersih.
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: khairunnisa
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JONGGOL - Kekeringan menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh warga Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Pasalnya, setiap memasuki musim kemarau warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun bercocok tanam.
Berbagai upaya pun telah dilakukan, mulai dari membuat bak penampungan, menggali sumur, hingga membuat sumur bor.
Akan tetapi, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang optimal sebab kekeringan masih saja terjadi setiap tahunnya.
Kepala Desa Sukagalih, Aja Waridin mengatakan, hujan menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat di wilayahnya sejak dulu.
Dari air hujan tersebut, kata dia, warganya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga menanam padi.
"Kekeringan di Cimendo ini dari dulu, setiap tahun tuh pasti ada, jadi warga kita kalau udah bulan 8 dan 9 udah mulai waspada wanti-wanti," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Hingga Kedalaman 200 Meter Tak Ada Air, Lapisan Tanah di Desa Sukagalih Jonggol Dilanda Kekeringan
Aja Waridin mengatakan, ada sekitar 800 jiwa terdampak di wilayah Dusun 3 dan Dusun 4 yang selalu mengalami kekeringan.
Ia pun mengaku pernah mengeluarkan uang pribadinya dalam mencukupi kebutuhan air bersih untuk warga.
Namun hal itu hanya bersifat sementara, bukan solusi jangka panjang dalam mengentaskan permasalahan kekeringan ini.
"Kemarin pada tahun 2023 saya pas menjabat pas kemarau menghabiskan dua bulan itu dengan 180 tangki air dari pribadi saya dan aparatur," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu solusi konkret untuk mengatasi persoalan kekeringan yang berulang ini adalah dengan membangun pipanisasi saluran air yang terhubung ke rumah warga.
Aja Waridin mengungkap, pihaknya sempat mengajukan pembagunan pipanisasi tersebut kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Namun hal tersebut belum bisa direalisasikan karena sejumlah faktor.
"Dari dulu saya berfikir gimana caranya saya mendobrak air bersih di desa saya, kemarin sempet mengajukan ke PDAM, kata pihak sana belum kuat kuota airnya dan harus menunggu bendungan," katanya.
Ia pun mendorong agar wilayahnya dapat dijangkau aliran PDAM yang dapat disubsidi oleh pemerintahan agar warganya tak lagi kesusahan apabila musim kemaraui tiba.
"PDAM yang disubsidi oleh pemerintah jangan PDAM mandiri, kalau PDAM subsidi pemerintah kan enak, 60-40 lah, masyarakat juga tidak besar bayarnya," katanya.
Sedang Jadi Sorotan, Pemkab Bogor Akan Copot Pengibaran Bendera One Piece dan Tegur Warganya |
![]() |
---|
Tidak Punya Izin, Peternakan Ayam di Desa Leuwibatu Rumpin Bogor Dibongkar Satpol Pp |
![]() |
---|
Hingga Kedalaman 200 Meter Tak Ada Air, Lapisan Tanah di Desa Sukagalih Jonggol Dilanda Kekeringan |
![]() |
---|
Diterjang Angin Kencang dan Hujan Deras, Rumah 2 Lantai Milik Warga Sukamakmur Bogor Rusak |
![]() |
---|
Kronologi Lansia Tewas Hanyut di Megamendung Bogor, Niat Evakuasi Mandiri Saat Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.