Sosok Ayah Prada Lucky, Rupanya Plt Danramil, Murka Dengar Cerita Anaknya Itu Cuma Jatuh dari Pohon

Ayah Prada Lucky yang merupakan sesama tentara disorot usai videonya viral murka usai anaknya tewas diduga dianiaya seniornya

Editor: Naufal Fauzy
Kolase Nusantara TV
KEMATIAN PRADA LUCKY - Ayah Prada Lucky yang merupakan sesama tentara disorot usai videonya viral murka anaknya yang baru dua bulan menjadi tentara tewas mengenaskan diduga dianiaya seniornya. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ayah Prada Lucky yang merupakan sesama tentara disorot usai videonya viral murka anaknya yang baru dua bulan menjadi tentara tewas mengenaskan diduga dianiaya seniornya.

Korban tewas pada Rabu (6/8/2025) setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh 20 orang seniornya di barak TNI Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ayah korban ini diketahui bernama Sersan Mayor (Serma) Christian Namo.

Dia tak kuasa menahan emosi dan juga tangis ketika mendapati putranya itu tewas dengan luka di sekujur tubuh.

Bahkan Ayah korban juga malah mendapat pengakuan dari prajurit yang mengantar korban ke rumah sakit bahwa korban disebut hanya terjatuh dari pohon.

Ditambah saat mendapat putranya tewas, Christian Nami emosi karena korban sampai dua kali gagal untuk dilakukan autopsi.

Dikutip dari Suryamalang.com, diketahui Serma Christian Namo ini bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, NTT.

Sebagai Sersan Mayor, pangkat Christian Namo adalah Bintara Tinggi yang berada di atas Sersan Kepala (Serka) dan di bawah Pembantu Letnan Dua (Pelda).

Christian Namo menjabat sebagai Plt Danramil 1627- 02 pantai baru, Rote Ndao.

Selama di militer, Sersan Mayor Christian Namo juga pernah terlibat Operasi Darurat Militer di Aceh pada tahun 2003.

Melalui pengakuannya, Christian Namo sudah 31 tahun menjadi anggota TNI. 

Dengan pengabdian lama sebagai tentara, Christian Namo merasa tidak adil jika perjuangannya harus dibalas dengan kematian.

"Saya masih sah jadi tentara, jiwa saya merah putih. Saya sudah 31 tahun berdinas TNI, baru pertama terjadi di diri saya" kata Christian Namo, Kamis (7/8/2025) dikutip dari Suryamalang.com.

Luapan emosi Christian Namo itu terucap ketika keinginan untuk mengautopsi jenazah anaknya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tidak bisa terwujud.

Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada tenaga dokter untuk mengautopsi jenazah.

Sementara di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.

Christian hanya ingin membuktikan penyebab meninggalnya sang anak melalui autopsi dan ingin pelaku pembunuh anaknya diproses.

Dapat Cerita Anaknya Cuma Jatuh dari Pohon

Saat pertama kali mendapati anaknya sudah bebak belur tanpa ada informasi dari atasannya sebelumnya, Serma Christian Namo terhenyak mendapat kabar bahwa anaknya cuma jatuh dari pohon.

Informasi itu didapat dari prajurit yang mengantar putranya ke rumah sakit sebelum dinyatakan tewas.

Simpang siurnya terkait apa yang terjadinya ini turut jadi perbincangan warga di NTT.

Hal ini diceritakan oleh Ketua DPD Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo, Agustinus Bebi Daga yang mengutuk keras peristiwa yang mencoreng institusi dan juga nama Kabupaten Nagekeo itu.

Ia menyebut, kronologi kematian Prada Lucky diduga memang penuh rekayasa karena berdasarkan video yang beredar, ayah Prada Lucky mengungkapkan fakta lain yang mengejutkan yakni orang yang pertama kali mengantar Prada Lucky ke rumah sakit di wilayah itu mengatakan bahwa Prada Lucky jatuh dari pohon. 

Berdasarkan kejanggalan-kejanggalan yang mulai terungkap, Bebi Daga menyebut Forum Pemuda NTT Kabupaten Nagekeo secara tegas menginginkan keterbukaan proses kasus yang cukup menghebohkan ini. 

"Apalagi ini menyangkut marwah, bagi kami orang Nagekeo, kehadiran Batalyon inikan baru, jangan sampai menjadi preseden buruk kedepan, sehingga anak-anak Nagekeo yang mau jadi tentara, orang tuanya khawatir, berangkat dari itu kami sebagai putra-putri Nagekeo merasa simpati," ujarnya dikutip dari Pos-Kupang.com.

Diketahui, terkait kematian Prada Lucky yang diduga dianiaya oleh seniornya ini sementara masih diselidiki oleh Sub Denpom IX/1-1 Ende.

Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved