Bogor Bidik Nol Stunting, Pemkot Optimis Raih Hasil Terbaik dari 8 Aksi yang Jadi Andalan
Jenal Mutaqin menjelaskan bahwa untuk mewujudkan Kota Bogor menuju Zero Stunting perlu banyak intervensi dari berbagai aspek.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Secara daring, Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menghadiri pembukaan penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting di kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat tahun 2025.
Penilaian ini dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Di awal paparannya, Jenal Mutaqin menjelaskan bahwa untuk mewujudkan Kota Bogor menuju Zero Stunting perlu banyak intervensi dari berbagai aspek, terutama yang dapat menurunkan prevalensi stunting.
“Prevalensi stunting dari hasil Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2024 sebesar 18,2 persen. Sementara dari hasil Bulan Penimbangan Balita di Kota Bogor terdapat 1.849 balita stunting atau 2,59 persen pada 2023. Ini lebih akurat dan tepat sasaran,” ucap Jenal Mutaqin di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (14/8/2025).
Jenal Mutaqin menambahkan, bahwa percepatan penurunan angka stunting di Kota Bogor di-breakdown lagi ke dalam tiga substansi.
Pertama, tujuannya, yakni menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
“Dan siapa yang menjadi sasarannya, yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia nol sampai 59 bulan,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan penurunan prevalensi stunting berdasarkan Target RPJMD Perubahan 2019–2024 sebesar 9,9 persen pada 2024.
Upaya penurunan angka stunting ini selaras dengan visi-misi Kota Bogor, sebagai kota yang ramah keluarga, dengan misi Bogor Sehat, Cerdas, dan Sejahtera.
Beberapa produk payung hukum juga menguatkan penanganan stunting di Kota Bogor. Ada regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Wali Kota (Perwali), surat keputusan, hingga keputusan camat/lurah tentang Tim Pendamping Keluarga (TPK) di 68 kelurahan.
“Tim tersebut tersebar di 804 RW, dikali tiga orang per RW. Jadi total ada sekitar 2.412 orang Tim Pendamping Keluarga,” ucap Jenal Mutaqin.
Pemkot Bogor, lanjutnya, sudah menetapkan lokus sasaran untuk tahun 2025. Ada delapan lokasi yang ditetapkan sebagai lokus, di antaranya Babakan Pasar, Tegallega, Kedung Waringin, Cimahpar, Ciluar, Balimbing Jaya, Pamoyanan, dan Pasir Kuda.
Sementara untuk tahun 2024 lalu, ada lima lokus yang ditetapkan, yaitu Kedung Waringin, Kedung Badak, Pamoyanan, Gunung Batu, dan Rangga Mekar.
Selain itu, ada capaian target yang diraih Kota Bogor melebihi target nasional. Salah satunya intervensi yang dilakukan pada tahun 2024.
“Seperti remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ditargetkan 58 persen oleh pusat, sementara Alhamdulillah di Kota Bogor sudah mencapai 96,81 persen,” ungkapnya.
Terakhir, kata Jenal Mutaqin, Kota Bogor juga sudah melakukan beragam inovasi untuk mempercepat penurunan angka stunting. Beberapa di antaranya sudah efektif menurunkan angka tersebut.
“Di antaranya Taleus Bogor, Pemkot Penting-Lur, Bunda Peduli Stunting, Bapak Asuh Stunting, dan yang tak kalah penting, kolaborasi dengan dunia usaha yang siap membantu program penanganan stunting di Kota Bogor,” pungkasnya.
Turut hadir Sekretaris Daerah (Sekda), para kepala OPD, hingga camat dan lurah.
Sajikan 2.000 Porsi Talas Kukus di Kirab Bendera Merah Putih, Pemkab Bogor Pecahkan Rekor Muri Dunia |
![]() |
---|
8.500 Peserta Meriahkan Kirab Bendera Raksasa Sepanjang 600 Meter dari Stadion Pakansari Bogor |
![]() |
---|
Tabung Gas Bocor dan Meledak di Cimanggu Bogor, 4 Orang Alami Luka Bakar |
![]() |
---|
Kirab Bendera Raksasa 600 Meter, Membentang dari Stadion Pakansari ke Lapangan Tegar Beriman Bogor |
![]() |
---|
Bikin Ketagihan! Cicipin Pedasnya Sambal Karuhun Pak Kumis di Bogor, Kuliner Malam yang Wajib Diburu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.