Dedi Mulyadi Murka Ada Balita Tewas Akibat Cacingan, Kisahnya Miris: Ibunya ODGJ, Ayahnya TBC

Kisah mirisnya Raya, balita usia tiga tahun yang tewas karena cacingan bikin Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi murka.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase @dedimulyadi71, Metro TV
BALITA TEWAS KARENA CACINGAN - Kisah mirisnya Raya, balita usia tiga tahun yang tewas karena cacingan bikin Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi murka, Rabu (20/8/2025). KDM pun memberikan teguran keras kepada Pemerintah Desa tempat korban tinggal karena dinilai tak becus. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kisah mirisnya Raya, balita usia tiga tahun yang tewas karena cacingan bikin Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi murka.

Hal ini Kang Dedi Mulyadi (KDM) sampaikan dalam sebuah pidato bari-baru ini.

Kisahnya bocah bernama Raya ini memang cukup miris.

Dia tinggal di perkampungan terpencil Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan ibu seorang ODGJ dan ayahnya yang mengidap TBC.

"Sorang anak bernama Raya berumur 3 tahun berasal dari Kabupaten Sukabumi pada sebuah kampung terpencil," kata KDM dikutip dari Metro TV, Rabu (20/8/2025).

"Ibunya ODGJ, bapaknya mengalami TBC. Anak itu tiap hari di kolong, dia meninggal di rumah sakit dalam keadaan seluruh cacing-cacing keluar dari mulut dan hidungnya," kata KDM.

KDM menyoroti pemerintah setempat di Sukabumi, tempat tinggal almarhum Raya.

"Betapa kita gagap dan betapa kita lalai.
Kenapa?, perangkat birokrasi yang tersusun sampai tingkat RT ternyata tidak bisa membangun antisipasi," katanya.

Dia menyangkan bahwa hal ini terjadi ketika para pejabat berbicara anggaran.

Hal ini pun perlu jadi koreksi bagi diri kita sendiri.

"Semua orang bicara anggaran, semua orang bicara keuangan. Dia lupa bahwa di balik anggaran ada rasa dan cinta yang bisa mengadakan yang ada, mentiadakan yang tiada. Kerangka itu adalah koreksi diri," kata KDM.

KDM pun memutuskan untuk memberikan sanksi kepada pemerintah desa tempat kejadian bocah Raya meninggal dunia tersebut.

"Dan saya memutuskan terhadap desa itu memberikan hukuman. Saya tunda bantuan desanya karena desanya tidak mampu ngurus warganya," tegas KDM.

Awal Mula Terungkapnya Kondisi Raya

Iin Achsien, dari Rumah Teduh Sahabat Iin menceritakan, awalnya pihaknya mendapat informasi dari call center yang mereka sediakan.

"Ketika pada tanggal 13 Juli itu kita assesment langsung datang ke rumahnya memang Raya sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kita sudah pakai tensi, kita ukur, kita pasang oksigen juga, raya sudah dalam keadaan tidak sadar," kata Iin.

Karena kondisi sudah terlihat kritis, Raya kemudian dibawa ke rumah sakit.

Proses itu terbilang agak sulit karena orang tua Raya sulit diajak komunikasi, hingga Iin pun sampai dibantu warga sekitar.

"Sebenarnya menurut saya kita berhak untuk mengambil si anak karena terbukti anaknya tidak terurus dengan baik," kata Iin.

"Saat itu dimudahkan karena hadir juga beberapa warga dan mereka mendorong," imbuhnya.

Iin juga menjelaskan faktor kemungkinan kenapa Raya ini bisa terlambat tertangani, sehingga saat didapati kondisinya sudah parah.

Selain lokasi rumah yang terpencil, juga ada faktor keluarga almarhum.

"Rumahnya ada di pelosok dan kemudian mungkin menghadapi keluarganya yang tidak bisa diajak komunikasi," katanya.

"Raya ini kan dibesarkan oleh neneknya ya, yang sudah tua juga. Cuma mohon maaf, kami ini sering banget menghadapi kasus-kasus seperti ini. Jadi sebetulnya memang kita harus ekstra effort. Masa mungkin kita menyerahkan keputusan seorang Raya kepada ibu yang ODGJ," ungkapnya.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News  

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved