Mahasiswa IPB Dapat Medali Emas Setelah Mengolah Limbah Singkong

Editor: Vovo Susatio
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kebun singkong

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TASIKMALAYA – Limbah singkong ternyata bisa diolah menjadi bahan pembuatan gula rendah kalori.

Terobosan di bidang pangan ini menjadi temuan empat mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), yakni Galih Nugraha (22) asal Tasikmalaya, Putri Vionita (21) asal Banyuwangi, Faraouq (22) asal Cilacap dan Abdul Aziz (22) asal Boyolali.

Berkat riset dan hasil penelitian pemanfaatan limbah singkong, empat mahasiswa IPB tersebut mendapat penghargaan medali emas oleh WIFFA setelah bersaing dengan beberapa negara di Asia dan Eropa yang dilaksanakan di Macau, Hongkong, beberapa waktu lalu.

Mereka mewakili Indonesia di kancah internasional dan membuat kagum mata dunia setelah berhasil dengan penemuannya dari limbah singkong yang biasanya dibuang begitu saja oleh masyarakat Indonesia.

Galih Nugraha, salah seorang mahasiswa penemu gula rendah kalori dari limbah singkong, mengatakan, awalnya mereka menilai banyaknya limbah singkong yang dibuang oleh warga. Limbah itu umumnya sudah tak bermanfaat dan akan mudah didapatkan jika dipakai sebagai bahan baku.

Setelah melakukan beberapa riset dan penelitian, mereka pun berhasil membuat gula dari limbah singkong tersebut. Di dalam limbah singkong ternyata terdapat kandungan glukosa yang sangat banyak.

"Kami awalnya melihat limbah singkong akan mudah didapatkan untuk bahan baku. Setelah kami melakukan penelitian, ditemukan kandunga glukosa dan bisa dibuat gula beku rendah kalori," kata Galih kepada Kompas.com, di rumahnya di Tasikmalaya bersama rekannya, Selasa (15/9/2015).

Mahasiswa Fakultas Pertanian IPB itu lalu menunjukkan pembuatan gula rendah kalori yang metodenya sangat sederhana. Penelitian para mahasiswa ini menunjukkan limbah kulit singkong bisa dijadikan gula rendah kalori dan menjadi alternatif sumber gula selain dari tebu.

Keberhasilan ini pun membuat mereka ditunjuk mewakili Indonesia di mata dunia sebagai inovator atas beberapa temuan oleh beberapa negara.

"Kami pun tak menyangka kalau temuan kami bisa membawa nama harum Indonesia di mata dunia," kata Galih.

Mahasiswa lainnya, Putri Vionita (21) asal Banyuwangi menuturkan, pembuatan gula rendah kalori dari singkong ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang.

Awalnya, kulit singkong dibersihkan dan dicuci hingga bersih lalu direndam beberapa jam.
Hasil pencucian digiling memakai blender sampai halus dan didiamkan selama dua hari. Kemudian kulit singkong yang telah didiamkan dimasak dengan diberi enzim.

Setelah proses pemasakan akan langsung menjadi gula dan didinginkan di lemari es sampai membeku dan bisa langsung dikonsumsi.

"Prosesnya sederhana dan mungkin sekali bisa diproduksi pasar. Ongkosnya pun sangat murah. Harapan kami kalau penemuan ini bisa diproduksi pasar tak usah impor gula lagi dari luar negeri," tambah Putri.

Para mahasiswa ini berharap hasil temuan mereka dapat membantu Indonesia. Gula terbuat dari singkong ini jika diproduksi secara masal dapat membantu upaya mengurangi impor gula.

Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai penghasil singkong di dunia.

Berita Terkini