Koboi Jalanan di Bogor

Aksi Koboi Jalanan di Bogor, Tembak Pengendara Motor Hingga Tewas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marsin Sarmani alias Japra (40) korban penembakan seorang pengendara sepeda motor di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (3/11/2015).

Pelaku Oknum TNI

Kapolres Bogor AKBP Suyudi Ario Seto mengatakan, pelaku penembakan Marsin Sarmani alias Japra (40) seorang pengendara motor di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah seorang anggota TNI.

"Pelaku sudah kami tangkap. Dia anggota TNI,"kata AKBP Suyudi.

Suyudi menjelaskan, pelaku berinisil YH, berpangkat Sersan Dua.

Pelaku sudah diamankan petugas Polsek Citeureup dan akan segera diserahkan ke Denpom TNI.

"Motif kejadian karena mobil pelaku bersenggolan dengan motor korban. Tapi, kita masih melakukan pengembangan dan mengumpulkan barang bukti," ujarnya.

Seperti diberitakan, aksi koboi jalanan terjadi di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015) sekitar pukul 16.30 WIB.

Korban Marsin Sarmani alias Japra (40) tewas ditembak seorang pengendara motor di Jalan Mayor Oking, depan SPBU Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa barat.

Kapolres Bogor, AKBP Suyudi Ario Seto membenarkan kejadian tersebut.

Dia menjelaskan, aksi penembakan dipicu saling senggolan antara motor korban dengan mobil pelaku.

"Korban tewas di lokasi dengan luka tembak di bagian kepala," ujar AKBP Suyudi Ario Seto kepada TribunnewsBogor.com.

Kapolres menjelaskan, pelaku berhasil ditangkap petugas Polsek Citeureup.

Citra TNI Tercoreng

Peristiwa penembakan di Bogor Jawa Barat yang dilakukan oleh oknum TNI AD perlu di dalami secara serius.

Apalagi menurut Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, adanya oknum anggota TNI yang berada diluar barak kesatuan dengan membawa senjata api sudah tidak benar.

"Apalagi dalam hal ini senjata tersebut digunakan untuk melakukan penembakan terhadap warga sipil. Ini adalah pelanggaran berat !" tegas Politisi PDI-Perjuangan kepada Tribunnews.com, Selasa (3/11/2015).

Karena itu, dia mendorong Mabes TNI harus serius menyelidiki kasus penyalahgunaan senjata ini.

"Apakah praktek membawa senjata diluar tugas itu sesuatu yang sering dilakukan oleh oknum anggota TNI?" demikian dia mempertanyakan.

Lebih lanjut dia juga menilai atasan langsung oknum TNI tersebut harus dipanggil untuk ikut mempertanggungjawabkan.

"Bagaimana kronologinya senjata api bisa dikeluarkan?"

Dia juga mendorong Mabes TNI harus segera memproses hukum oknum TNI tersebut dan melakukan tindakan-tindakan selanjutnya agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Penggunaan senpi di lingkungan TNI harus diperketat," ujarnya.

Kedepan, dia minta perlu diperketat syarat masuk TNI khususnya menyangkut psikologi dan kejiwaan calon anggota.

Karena kata dia kejadian seperti ini bukan yang pertama kali kita mendengar tindak kekerasan oleh oknum anggota TNI terhadap warga sipil.

"Bahkan hanya gara-gara persoalan yang sepele seperti senggolan motor, atau karena dalam kondisi mabuk," ujarnya.

Kata dia, TNI adalah salah satu institusi yang paling dipercaya oleh publik.

Beberapa survey sudah menunjukkan itu.

Namun, kejadian-kejadian seperti ini mencoreng citra TNI di mata publik. (*)

Berita Terkini