"Pak Djan dan Dimyati ingin membantu saya membangun Jakarta. Pas saya lihat ini (kontrak politik), oh ini sih sudah saya kerjain semuanya. Mau apalagi," kata Ahok.
Pada kesempatan itu, Ahok berjanji mulai menyalurkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) ke seluruh madrasah di Ibu Kota.
Sebab, lanjut dia, banyak siswa madrasah yang putus sekolah.
Selain itu, Ahok juga berjanji, Pemprov DKI Jakarta akan membiayai santri-santri di Ibu Kota.
"Kami akan biayai santri di Jakarta yang mau sekolah pesantren di luar Jakarta. Ini akan ada kesinambungan baik," kata Ahok.
Diberi peci
Setelah menandatangani kontrak politik, Djan memberi cinderamata kepada Ahok-Djarot.
Cinderamata itu berupa peci berwarna hitam.
Secara bergantian, Djan memakaikan peci itu kepada Ahok-Djarot.
Tepuk tangan meriah bersahutan dari relawan ketika Ahok-Djarotmenggunakan peci itu.
Djan tak menjelaskan detail maksudnya memberikan peci kepada bakal calon petahana tersebut.
"Ini saya berikan sebagai rasa terimakasih kepada pasangan Ahok-Djarot yang telah kami dukung dan mau menandatangani kontrak politik," kata Djan.
Peci itu terus digunakan Ahok-Djarot hingga mereka meninggalkan kantor DPP PPP.
Adapun sikap kubu Djan yang mendukung pasanganAhok-Djarot ini berbeda dengan PPP pimpinan Romahurmuziy atau Romy yang mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni bersama Partai Demokrat, PKS, dan PKB.
PPP yang mengantongi surat keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM saat ini adalah kubu Romy.