PT Waskita Karya 'Kekeuh' Bangun 2.000 Unit Apartemen di Stasiun Bogor

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara kawasan Stasiun Bogor

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika

TRUBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Dalam waktu dekat, PT Waskita Karya Realty akan mulai membangun kawasan berkonsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Bogor.

Dalam kawasan tersebut, Waskita Karya Realty pun akan turut membangun hunian berupa apartemen.

Direktur Operasional (Dirops) Waskita Karya Realty, Bambang Rianto mengatakan, pihaknya telah mengajukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membangun hunian sebanyak 2000 unit.

Baca: Demi Bangun Apartemen Di Kawasan Stasiun Bogor, Pemkot Bogor Akan Revisi Perda RTRW

"Ini masih dalam proses pengajuan, karena ini juga kaitannya masih dalam rancangan desain, dan saat inipun sedang dibahas dalam perizinannya," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (5/10/2017) di Balaikota Bogor.

Bambang melanjutkan, sebagian besar hunian apartemen itu sendiri diperuntukkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Jadi rencana kami ingin bangun hunian bagi orang Bogor yang bekerja di Jakarta atau orang Bogor yang bertransportasi menggunakan kereta," terangnya.

Baca: Bakal Dibangun 1500 Unit Apartemen, Ketua TP4 Sebut Kawasan Stasiun Bogor Tak Akan Jadi Pemukiman

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dengan adanya apartemen di kawasan Stasiun Bogor tidak akan menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan permukiman.

"Kan mereka berkegiatan hanya disitu dan di luar kota, kemudian juga akan didukung dengan dibangunnya underpass, jembatan Penyebrangan Orang (JPO), dan lain-lain," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan (TP4) Kota Bogor, Yayat Supriyatna memberikan pendapat yang tak jauh berbeda dengan Bambang.

Baca: Proyek TOD di Stasiun Bogor Masih Terganjal Amdal, Dishub Minta Bertemu Pengembang

Menurutnya, pembangunan apartemen di kawasan tersebut tidak akan menjadikan kawasan Stasiun Bogor menjadi kawasan pemukiman, asalkan jumlah hunian yang dibangun diturunkan menjadi 1000 unit.

"Tidak akan jadi pusat pemukiman, kan kalau dibangunnya banyak nanti kan belum tentu banyak yang mengisinya, jadi setidaknya 1000 unit ke bawah," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (27/9/2017) di Hotel Salak.

Berita Terkini