TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Aksi pengeboman tiga gereja serta Mapolrestabes Surabaya, membuat sejumlah mahasiswa asing Unair Surabaya ketakutan.
Bahkan beberapa dari sekitar 60 mahasiswa dan mahasiswi asing yang ada, sudah meminta pulang ke negaranya, karena travel warning sudah diedarkan.
“Takut (adanya bom beberapa hari ini). Orangtua saya sudah sering menghubungi dua hari ini untuk minta saya pulang,” ujar Punita, mahasiswi Amerta atau pertukaran pelajar semester 4 Jurusan Biomedic di Unair, Senin (14/5/2018).
Baca: Cerita Anak Kecil yang Bangkit Usai Bom Di Polrestabes Surabaya, Ada Tulisan Ini Di Celana Dalam
Saat ditanya apakah dirinya merasa aman di tempat kost-nya, Punita mengaku tak tahu dan hanya bisa berdoa saja.
Bagi Punita, meski negaranya sudah menurunkan travel warning dan orangtuanya meminta untuk pulang, gadis keturunan India yang hidup di Malaysia ini mengaku, harus menyelesaikan studinya di Surabaya.
“Tak tahu (mau pulang atau tidak). Tapi saya harus selesaikan studi sampai Juli nanti,” katanya.
Baca: Tukang Parkir Korban Bom Polrestabes Surabaya, Istri Pilih Tak Bangunkan Suami Pagi Buta, Pertanda?
Tak hanya Punita, sejumlah mahasiswa dan mahasiswi asing pertukaran pelajar ini juga diminta pulang dan bahkan ada yang ingin pulang.
Rektor Unair, Mohammad Nasih menjelaskan, meski peserta didiknya minta pulang ke negaranya, pihak universitas tetap meyakinkan ke mahasiswa bahwa Surabaya aman dan selama menyelesaikan masa pendidikan akan terjamin keamanannya.
“Kami sudah yakinkan supaya mereka tak pulang sebelum masa studinya selesai,” katanya.
“Ke depan, Unair akan koordinasikan tempat tinggal mahasiswa dan mahasiswi asing supaya tinggal di satu tempat yang terjamin keamanannya,” papar Rektor Unair ini.
Baca: Ini Sosok Ibu yang Ajak 4 Anaknya Bom Bunuh Diri, Ini yang Ia Percayai Soal Setelah Kematian
Menurut Prof Nazir, sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning yang membuat mahasiswanya ingin pulang karena adanya ancaman bom.
“AS sudah keluarkan travel warning. Aksi terorisme ini sangat merugikan dunia pendidikan dan bikin mahasiswa asing ketakutan,” tandasnya.
(TribunJatim.com/ Manik Priyo Prabowo)