Namun semakin lama, Dita mengatakan bahwa dirinya bosan hingga tak lagi merasakan takut.
"Pertama takut. Tapi kan update terus videonya. Jadi ditonton terus sampai bosan. Di sana juga ada panduan untuk memenggal," ungkap Dita.
Selain itu, Dita juga menceritakan awal mula ia bisa bergabung dalam grup paham radikalisme itu.
Dita mengatakan bahwa mulanya ia diundang di grup media sosial oleh seorang mahasiswa Indonesia di Mesir.
Meski mengaku tak mengenalnya, namun Dita mengatakan bahwa perkenalannya dengan pria bernama Khalid itu bermula dari Instagram.
Awalnya Khalid bertanya kepada Dita soal nasyid.
Lalu lama kelamaan Dita diundang di grup Telegram oleh Khalid.
"Namanya Khalid. Dia mahasiswa Indonesia di Mesir. Awal kenalnya dari Instagram. Dia bertanya apakah saya suka nasyid. Dia punya koleksi banyak dan dia minta saya membuat akun di Telegram. Setelah itu, dia memasukkan saya ke grup Mujahidin Indonesia," ucap Dita.
Mengenai isi grup tersebut, Dita pun memaparkannya lebih lanjut.
Dita mengatakan bahwa pembahasan di dalam grup tersebut adalah soal artikel-artikel seperti Daulah Islamiyah.
Namun sudah sejak lama Dita mengaku vakum dari grup tersebut.
Hal tersebut lantaran akun yang ia miliki hangus karena tak sengaja keluar dari grup.
Identitas kedua wanita dan isi surat yang dibawa
Siska Nur Azizah bermukim di Kampung Legok 1, Indragiri, Panawangan, Ciamis.
Ia belum menikah dan tertulis belum bekerja.