TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Direktur LP3ES Rustam Ibrahim turut mengomentari soal kenaikan harga BBM non subsidi per 1 juli 2018.
Rustam Ibrahim menyebut bahwa banyak masyarakat yang lupa atas kenaikan harga Pertamax empat tahun silam.
Diketahui bersama bahwa per 1 juli 2018 kemarin, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax.
Kenaikan tersebut merupakan bentuk penyesuaian terhadap harga minyak dunia.
Informasi dari laman Pertamina, harga dari premium, pertalite dan solar tidak ikut naik.
Malahan, di daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo, harga pertamax diturunkan.
Ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas dan menyesuaikan daya beli masyarakat.
• Posisikan Diri Beda Kelas dengan Ahok, Jubir PSI Sebut Fahri Hamzah Berisik Tanpa Isi
• Ditanya Kabar Setya Novanto, Fahri Hamzah : Dia Temannya Ahok Juga
Lewat akun Twitternya, Rustam Ibrahim mengingatkan kembali masyarakat soal kenaikan harga BBM, khususnya pertamax empat tahun lalu yang mencapai Rp 12.000.
"Bagi yang mengatakan harga Pertamax melonjak jadi Rp 9.500, mungkin sudah lupa bahwa harga Pertamax pernah mencapai Rp 12.000.
Harga pertamax tergantung harga minyak dunia.
Jadi naiknya dimana?
Tidak percaya, ini berita harga Pertamax 2014 "
Begitu cuitan Rustam Ibrahim.
• Mengaku Tak Ingin Umbar Hubungan Asmara ke Publik, Ini Foto-foto Mesra Mikha Tambayong dan Kekasih
Malahan, Rustam juga menulis bahwa sejak kemarin, 1 Juli 2018, ia sama sekali tak menemukan adanya kenaikan harga BBM.
"Saya biasa mengisi mobil dengan Pertalite atau Premium. Sampai kemaren saya beli bensin, harganya tidak naik,"