Siapa Sangka, Masalah Kejiwaan Manusia Ternyata dapat Dijelaskan Oleh Simpanse

Editor: khairunnisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simpanse

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Simpanse adalah hewan yang memiliki kedekatan dengan manusia.

Namun, gagasan tentang adanya kemungkinan simpanse memiliki kepribadian yang sama seperti manusia sebenarnya tidak begitu populer hingga akhir tahun 1990-an.

Baru akhir-akhir ini saja, diketahui bahwa simpanse ternyata dapat menjadi pribadi yang menyenangkan, neurotik, empatik, bahkan psikopatik karena struktur otak mereka.

Temuan ini diharapkan dapat membantu kita memperoleh pemahaman lebih tentang sakit kejiwaan pada manusia.

Penelitian mengenai kepribadian simpanse dan struktur otak mereka digagas oleh Georgia State University di Amerika Serikat.

Ritual Tak Berhasil, Keluarga Akhirnya Ikhlas Melepas Rizki yang Tewas Dipatuk King Cobra

Idenya adalah kepribadian simpanse berkembang tidak hanya karena faktor genetik dan saraf, tetapi juga dibentuk oleh faktor sosial dan budaya.

Hal ini membuat simpanse menjadi sampel yang tepat untuk melihat bagaimana biologi memengaruhi kepribadian.

Tim peneliti melakukan penelitian dengan melihat data pencitraan otak dan kepribadian pada 191 simpanse di penangkaran.

Secara spesifik, mereka berfokus pada bagaimana kepribadian dikaitkan dengan dua struktur otak, amigdala dan hipokampus.

Amigdala sendiri adalah bagian pada otak yang dalam pengolahan reaksi emosi, sedangkan hipokampus berperan dalam proses mengingat.

Kisah Luka Modric, Anak Pengungsi di Zona Perang yang Bawa Kroasia Melaju ke Final Piala Dunia

Hasilnya, peneliti menemukan tidak adanya korelasi antara kepribadian dan amigdala.

“Satu penjelasan yang potensial, adalah fungsi amigdala lebih penting (dalam tingkatan emosi) ketimbang pada struktur khususnya kepribadian,” ungkap Robert D. Latzman salah satu peneliti.

Namun, peneliti menemukan sesuatu yang menarik ketika melihat adanya hubungan antara kepribadian dan hipokampus.

Hipokampus yang lebih besar pada simpanse memilki hubungan dengan apa yang mereka sebut tingkah laku "alpha", sikap tidak terkontrol dan agonistik.

Lalu, pada tingkatan yang lebih rendah, simpanse dengan hipokampus yang lebih besar menunjukkan sikap pemalu dan impulsif.

Halaman
12

Berita Terkini