"Itu hari Jumat, jam setengah 10 atau jam 10 pagi. Sempet komunikasi terakhir. Nah itu sudah tidak ada (komunikasi) lagi setelah itu," katanya.
2. Mobil Hilang
Sang istri baru mengetahui penemuan mayat yang ternyata Dufi ketika polisi mendatangi kediamannya kemarin.
"Saya ditelepon istri almarhum bahwa almarhum sudah dua hari enggak pulang. Tetapi yang bikin saya kaget ada pihak kepolisian datang," ungkap Doni.
Polisi sempat menyuruhnya untuk datang ke Serpong. Doni tak menduga ajakan tersebut untuk memberitahu soal penemuan jasad Dufi.
"Maka untuk memastikan, pihak Polsek Klapanunggal mengajak kami identifikasi ke RS Polri dan memastikan itu betul adalah kakak kami," ucapnya.
• Terakhir Bertemu Dufi usai Shalat Jumat, Rekan: Mayat dalam Drum Itu Ternyata Teman Saya
• Akhirnya Terungkap, Ini Identitas Mayat dalam Drum yang Ditemukan di Klapanunggal Bogor
Dufi tak mengabarkan adiknya jika hendak pergi ke Bogor untuk suatu keperluan pada Jumat lalu.
Komunikasi terakhir Dufi dengan istrinya adalah pada Jumat lalu saat hendak berangkat kerja menggunakan KRL Commuter Line dari Stasiun Rawa Lumbu.
Mobil Dufi yang terparkir di stasiun turut menghilang.
3. Luka Tusuk di Leher
Jenazah Dufi yang ditemukan di dalam tong plastik biru di kawasan industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Minggu (18/11/2018) pagi telah diautopsi Tim forensik RS Polri Kramatjati.
Dari hasil pemeriksaan sementara, ada bekas luka senjata tajam di leher dan punggung Dufi.
"Sementara ada luka karena senjata tajam di leher dan punggung. Perkiraan usianya sekitar 30 sampai 60 tahun," ujar Kepala Forensik RS Polri Kramatjati Kombes Edy Purnomo di depan Ruang Postmortem, RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (19/11/2018).
Pihaknya akan memeriksa lebih mendalam penyebab kematian laki-laki tersebut.
"Nanti kita lihat hasil pemeriksaan lebih mendalam, katena mungkin gentongnya kecil, mungkin juga mau ditekuk, kami tidak tahu. Tapi nanti kita lihat, karena drum-nya berisi air," sambung Edy.