Aa Gym kemudian melanjutkan pernyataannya dengan mengungkapkan apa yang terjadi dalam aksi reuni tersebut.
"Demi Allah, saya tidak rela bangsa ini hancur. Oleh karena itu mungkin ada rasa ini, tapi kemana harus bicara. Ketika ada peluang, berkumpul seperti itu, maka berbondong-bondongalah, berbicara dengan perilaku," kata Aa Gym.
"Kami itu bukan perusak negeri ini, maka rumput pun tidak ada yang dirusak. Kami bukan orang yang bengis dan kasar, maka senyuman pun dirasakan. Kami bukan orang-orang yang ingin merusak, yang keji, maka kasih sayang pun bertebaran."
"Saudara-saudara kita yang tidak beragama Islam bisa merasakan di sana," imbuh Aa Gym.
Aa Gym mengungkapkan jika semua itu tidaklah bisa direkayasa.
"Ini semua tidak bisa direkayasa, saya tidak menduga akan sebanyak ini yang hadir, dan saya kira panitia juga susah menduganya."
"Bagaimana mungkin, ini tidak ada tokoh-tokoh yang biasa berbicara banyak, ini bukan gerakan tokoh," lanjut Aa Gym.
Oleh karena itu Aa Gym berharap 212 tetap ada siapa pun presidennya.
"Siapa pun nanti yang ditakdirkan jadi presiden, 212 ini kita rawat menjadi momentum kebersamaan kita," katanya.
"Andai kata, ini kita jadikan bahan renungan, evaluasi buat semua, kita beruntung dengan adanya kejadian ini."
"Siapa sih yang mau menghancurkan negeri ini?,"
"Sakit hati itu, sakit, robek, kalau mendengar Islam selalu dikaitkan dengan kekerasan, terorisme, radikal, intoleran, anti Pancasila, lah siapa kami ini?"
"Kami ini lahir di negeri ini, masya Allah, perih kata-kata itu, setiap ada yang ngomong itu perih hati kami."
Aa Gym terlihat menahan tangis, terdengar suaranya yang parau sembari sesekali menarik nafas panjang.
"Kita enggak mau kan negeri ini rusak seperti yang lain," ungkapnya.