TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD buka suara terkait doa Neno Warisman, Minggu (24/2/2019).
Melalui akun pribadinya, @mohmahfudmd, guru besar Fakultas Hukum UII ini berkomentar soal doa Neno Warisman setelah ada netter yang bertanya.
"Slmt petang proof. Prof sy mu nanya ttg puisi ato do.a neno warisma apakah itu di bolehkn dlm agama prof. Mksh prooof smoga sehat selalu," tanya seorang netter.
Mahfud MD lalu menjawab, Tuhan bisa mendengar doa apa saja, tetapi manusia bisa menilai motif doa dari lahiriyahnya.
Mahfud MD pun turut mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang bermakna, "Kita menilai berdasar apa yang tampak, Allah menghakimi yang sejatinya."
Sehingga, kita tidak bisa melarang siapa pun mau berdoa seperti apa.
"Tuhan bs mendengar doa apa sj.
Tapi manusia bs menilai motif doa dari lingkungan lahiriyahnya.
"Nahnu nahkumu bil dzawahir, wallaah yahkumu bil bawathin".
Kita boleh menyikapi scr lahir, tapi Allah yg menentukan maqbul atau tidaknya.
Kita tak bs melarang orng mau berdoa apa pun," demikian pernyataan dari Mahfud MD.
Komentar Mahfud MD ini pun menuai tanggapan beragam dari netter.
Satu di antaranya yang tidak setuju dengan pendapat pria asal Sampang, Madura tersebut.
Meski ada yang tidak setuju, Mahfud MD menganggap hal tersebut bukanlah masalah.
Tanggapan Jusuf Kalla: Itu Kampanye Keliru
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyebut puisi yang dilantangkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 adalah bentuk kampanye yang keliru.
Hal itu disampaikan Jusuf Kalla setelah menghadiri acara Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2/2019).
Pada awak media, Jusuf Kalla mengatakan, lebih baik menggunakan metode kampanye yang benar, terlebih puisi Neno Warisman berisi cukup keras dan menyinggung masalah agama.
"Saya rasa keliru. Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru," kata Jusuf Kalla.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menganggap puisi yang dibacakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman, saat Munajat 212 di Monas bentuk ancaman kepada Tuhan.
"Saya pikir tidak benarlah berdoa mengancam Tuhan," ujar Luhut Binsar Pandjaitan dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.
Puisi yang dibacakan Neno Wariswan pada Kamis (21/2/2019) silam itu memang menyedot perhatian banyak orang.
Termasuk dari kalangan selebritis tanah air.
Pendangdut Inul Daratista dan pembawa acara Nikita Mirzani bahkan sampai ikut berkomentar.
Komentar Inul Daratista dan Nikita Mirzani sontak menjadi perbincangan netizen.
Pantauan TribunJakarta.com komentar itu disampaikan Inul Daratista dan Nikita Mirzani saat membaca sebuah berita di media sosial Instagram.Inul Daratista tampak kaget dan heran saat membaca berita soal puisi Neno Warisman itu.
"Astagfirullah!!," tulis Inul Daratista dikutip TribunJakarta.com, pada Minggu (24/2/2019).
Inul Daratista lantas menyebut Neno Warisman adalah seseorang yang aneh.
"Aneh wong iki rek," tulis Inul Daratista.
Komentar Inul Daratista itu rupanya disukai lebih dari 600 pengguna Instagram.
Tak hanya itu, ratusan netizen juga tampak sependapat dengan komentar Inul Daratista soal Neno Warisman.
Senada dengan Inul Daratista, komentar Nikita Mirzani juga menjadi sorotan.
Nikita Mirzani menyebut puisi Neno Warisman itu adalah hal yang gila.
"Sinting," tulis Nikita Mirzani.
Kritik hingga Sindiran Buntut Puisi Emosional yang Dibacakan Neno Warisman
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman turut hadir ke lokasi Malam Munajat 212 di Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019) malam.
Datang sekira pukul 20.34 WIB, Neno Warisman mengaku kedatangannya kali ini mengemban sebuah tugas untuk membacakan puisi munajat, mewakili keinginan-keinginan yang ia bilang baik.
"Tugas saya hanya membaca puisi munajat jadi mewakili sebuah keinginan yang baik," kata Neno Warisman di lokasi, Kamis (21/2/2019).
Meski begitu, Neno belum mau membocorkan apa isi puisi yang akan dibacakan di atas panggung nanti.
"Nanti, baiknya didengerin," imbuhnya.
Lebih jauh, Neno Warisman juga sedikit berkomentar soal pelaksanaan acara ini.
Kata Neno, kegiatan munajat kali ini tidak berbeda dengan kegiatan pada umumnya.
Yakni berdoa sepenuh hati, mengharapkan keridaan dan bantuan dari Sang Pencipta.
"Munajat seperti biasa adalah kebiasaan yang baik. Kita mencari hari-hari yang baik, menjelang suatu niat," katanya.
PUISI MUNAJAT 212
Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu
Wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara
Tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan
Karena mata-mata kalian nan jernih
Mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan
Insyaallah, pasti datang
Allahu Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih
Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah
Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani
Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212
Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat
Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat
Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu
Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini
Mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka
Di setiap jengkal udara
Hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah
Menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan
Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia
Kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i
Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan
Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami
Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua
Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua
Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani
Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar
Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar
Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat
Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah
Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu
Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik
Takdirkanlah bagi kami
Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata
Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia
Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat
Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan
Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan
Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna
Ya Rabb
Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini
Allah
Ini puisi munajat
Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Turunkanlah malaikat berbaris-baris
Burung-burung Ababil
Dan semut-semut pemadam api Ibrahim
Munajat penuh harap
Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan
Bagi yang terdera
Bagi pemimpin yang terfitnah
Bagi ulama yang dipenjara
Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang
Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad
Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad
Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin
Wa akhrijna min baynihim saalimin
Wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in
Untuk hari depan yang lebih baik
Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat
Bersama-Mu, bersama rasul-Mu
Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengomentari puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212.
Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah pada akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Jumat (22/2/19).
Dalam cuitan tersebut, Fahri menilai bahwa puisi dan harapan peserta acara Malam Munajat 212 mengetuk pintu langit.
"Bener2 mengetuk pintu langit," tulisnya.
Surga tidak gratis
Tim KH Ma'ruf Amin, Habib Sholeh Al Muhdar menanggapi puisi Neno Warisman di Aksi Munajat 212 yang isinya dianggap 'mengancam' Tuhan.
Menurut dia, surga itu tidak gratis. Surga tak bisa didapatkan dengan menangis di hadapan manusia.
"Surga tidak gratis. Jadi jangan menangis di hadapan manusia, tapi hatinya dengki, hasut. Semua manusia itu (berdoa) dari hati," kata Habib Sholeh menjawab wartawan di sela Safari Kebangsaan VIII, di Bandung, Sabtu (23/2/2019).
Habib Sholeh meminta agar jangan munafik dan seolah-olah Neno cs lebih Islami dan lebih mulia di hadapan Allah SWT dibanding manusia lainnya.
"Jadi surga tidak gratis. Surga kita dengan kelakuan kita, amal kita, bukan karena munajat-munajat di Monas itu bisa masuk surga. Walaupun tiap hari munajat di Monas belum tentu masuk surga," kata Habib Sholeh.
Neno Warisman disebut terjebak fanatisme politik
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, menilai apa yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas pada Kamis (21/2/2019) malam tidak pantas disebut sebagai doa.
Melainkan cuma orasi politik yang bersifat pragmatis berkedok agama.
"Pilihan diksi dalam ucapannya tampak sekali dibuat untuk menggiring opini publik. Seolah-olah hanya merekalah kelompok yang menyembah Allah. Sedangkan kelompok lain yang berseberangan bukan penyembah Allah. Pertanyaan saya dari mana Neno bisa mengambil kesimpulan itu? Apa ukurannya sampai ia bs mengatakan jika pihaknya kalah maka tak akan ada lagi yang meyembah Allah?" kata Karding.
Menurutnya, Neno adalah contoh paling gamblang bagaimana agama dijadikan kedok untuk tujuan politik.
Karding mengatakan, Neno menafikan kenyataan bahwa Pak Jokowi-Maruf didukung oleh begitu banyak kiai, santri pondok pesantren, umat Islam yang juga menjalankan shalat, zakat, haji, dan berbagai kelompok lintas agama.
• Sempat Menangis saat Konser, Dul Jaelani Tegaskan Air Matanya Bukan untuk Sensasi
"Apa Neno merasa cuma dia dan kelompoknya yang menjalankan ibadah?" katanya.
"Saya mengerti seorang umat beragama tidak bisa melepaskan ketentuan yang telah diatur Tuhan dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk saat berpolitik. Tapi menjadikan nama Tuhan untuk tujuan politik seraya menggiring opini seolah lawan politiknya tidak menyembah Tuhan jelas merupakan hal mengggelikan. Apa Neno mengira bahwa surga dan Tuhan hanya untuk kelompok mereka?" katanya.
• POPULER, Mangkir dari Polisi karena Jenguk Kakek, Meldi Disindir Dewi Perssik & Pamannya: Pencitraan
Lebih lanjut Karding menambahkan, kalau ada yang menganggap Neno terlalu fanatik agama menurutnya, hal itu keliru.
• Soal Puisi Neno Warisman di Munajat 212, Jusuf Kalla : Kampanye yang Keliru
"Karena orang yang fanatik agama berarti ia mengerti betul tentang nilai-nilai esensial yang diajarkan agama, seperti menghargai, menghormati, dan menjaga perasaan sesama manusia. Bukan mengklaim seolah kelompoknya yang paling benar dan yang lain salah," katanya.
"Bagi saya Neno sedang terjerat dalam fanatisme politik. Ucapannya bukan saja mendiskreditkan kelompok yang berlainan politik dengannya tapi bahkan juga berani mendikte dan mengancam Tuhan," tambahnya. (Tribunnews.com/TribunJakarta)
(Tribunnews.com/Sri Juliati)