Hal itu murni dilakukannya karena memang dirinya berprofesi sebagai sopir sewaan.
- Hasil mengemis digunakan untuk kehidupan sehari-hari
Bukan tidak mau Herman beralih profesi atau menekuni usaha lain.
Herman yang sudah mengalami luka dihidungnya sejak lahir itu mengaku sulit mendapat pekerjaan.
Bahkan untuk berdagang pun menurutnya hal itu tak mungkin dilakukan.
"Dulu saya nertani tapi sawah sudah dijual, ini ngemis kemauan sendiri tanpa ada paksaan, pengen cari usaha lain tapi apa, kalau dagang kann enggak mungkin kondisi fisik saya seperti ini kerja diorang juga tidak diterima," ujarnya.
Herman pun mengungkapkan bahwa kehidupannya di kampunya sama seperti warga lainnya.
Ia pun menyangkal kalau dirinya hidup berlebihan dan berlimpah harta.
Bahkan kata Herman dirinya menggunakan uang hasil mengemis untuk kebutuhan sehari hari.
"Saya kalau hidup saya sudah berkecukupan, sudah mapan kehidupan sehari hari cukup saya juga enggak akan ngemis, anak saya kerja mungut sampah di Pamulang, penghasilan Rp 800 ribu dia sudah berkeluarga juga, masa saya masih mau membebani kan enggak," katanya sambil mengeluarkan air mata.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Azrin akan segera melakukan kordinasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor.
"Iya jadi langkahnya setelah penjaringan dengan Satpol Pp kemudian diserahkan ke kami kita lakukan asessment kemudian selanjutnya kita melakukan home visit mendatangi kediamannya setelah itu kami membuat berita acara dengan kepala desa setempat, selanjutnya jika benar dia warga Kabupaten Bogor kami akan melakukan dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor dan nanti kita lakukan kordinasi juga dengan balairehabitiasi untuk mencari solusi dan jakan keluarnya agar dia tidak kembali turun ke jalan," ujarnya.