Menanggapi hal itu, Vasco Ruseimy kembali bertanya kapan data itu didapat.
• Klaim Kemenangan 62 % Prabowo-Sandi Ternyata Andalkan SMS, Ini Kata Sang Profesor Soal Setan Gundul
• Andi Mallarangeng Sebut Demokrat Ingin Tahu Sumber Klaim 62 % BPN, Peneliti: Jangan-jangan Tak Kuat
"Oh pas hari H itu ya prof ya?" tanya Vasco Ruseimy.
"Pas hari, sekian jam, kan (sama) sebetulnya model quick count atau exit poll saja itu sebenarnya" jawab Profesor Laode.
Sekali lagi, Laode menegaskan bahwa klaim perolehan suara kemenangan Prabowo-Sandi mulanya melalui sms.
"Tapi kan kita lihat itu, kemudian ketika dikemukakan itu memang seperti itu, yang jumlah 62 persen itu kan sms basisnya," beber Profesor Laode.
Profesor Laode menyebut data C1 yang sudah dikumpulkan BPN Prabowo-Sandi hingg saat ini sudah mencapai 1.250.000
"jadi orang yang mengumpulkan itu lebih dari 1 juta, jangan lupa DPT kan cuma 800 ribu, orang mengirim kan satu TPS bisa dikirim 2-3 orang begitu antusias orang, terkumpul di kita itu 1.250.000 juta," kata Profesor Laode
"itu double-double," timpal Vasco Ruseimy
Profesor Laode menjelaskan data tersebut belum semua terverifikasi.
Masih ada data C1 yang error.
"verifikasi bertahap, jadi kita lihat kategorikan dari Aceh sampai Papua Barat polanya sama yaitu pakai tusuk tapi Papu kan tidak boleh karena itu Papua kita sendirikan,
• Ferdinand Hutahaean Luruskan Demokrat Sebut 62 Persen Bukan Angka Survei Kemenangan Prabowo
mulai mengambil sederhana, random, atur rata-rata, semua provinis kita isi, mulai dari 5 persen lalu 10 persen seperti apa, 15 persen panynya kaya apa, 25 persen, kemarin itu 30 persen seperti apa, dari pay itu menunjukkan kita jauh di atas, perolehan kita terus terang aja apa yang ditemukan Situng itu terbalik itu, mestinya kita yang besar," kata Profesor Laode
Menurut Profesor Laode, data yang dimiliki BPN Prabowo-Sandi serta hasil perhitungan suaranya sudah diberikan pada KPU.
Menurut Profesor Laode, KPU mengakui bahwa data yang dientry di Situng merupakan data apa adanya atau data yang belum diverifikasi.
"kita tanyakan, dia ngaku yang disebut data dia, data apa adanya, data situng itu apa namanya, data paynya belum diverifikasi, data itu data benar dan salah karena itu apa adanya nah itu yang disebut data yang sekarang, data campuran yang bisa direject dan tidak," jelas Profesor Laode.