3. Pengabaian
Mengabaikan anak adalah sebuah pelecehan.
Ketika kebutuhan fisiologis dasar anak tidak terpenuhi, baik disengaja atau tidak, maka orangtua dapat masuk ke dalam kategori telah melakukan kekerasan.
Sekali lagi, kekerasan anak bukan hanya perkara bagian tubuh yang memar membiru, namun juga kelalaian orangtua terutama bila menyangkut kekurangan gizi dalam jangka panjang.
• Videonya Tuai Kritikan, Chef Arnold Poernomo Beri Balasan Menohok untuk Warganet Ini
4. Anak kecil cenderung mengalami kekerasan
Dalam sebuah riset, persentase terbesar kasus kekerasan anak yang tercatat di Negeri Paman Sam ternyata dialami oleh anak berusia tiga tahun atau lebih muda.
Tentunya hal ini sangat mengerikan karena usia di bawah tiga tahun merupakan masa perkembangan otak anak.
Efek jangka panjangnya pun dipastikan dapat membawa kerusakan yang sulit untuk diperbaiki.
5. Tidak melaporkan kasus kekerasan anak
Di Amerika Serikat, semua pemerintah negara bagian telah memberikan mandat bahwa siapa pun yang mengetahui adanya kekerasan anak, ia harus melapor kepada petugas berwajib.
Menjadi tanggung jawab semua pihak untuk memastikan keselamatan anak-anak di lingkungan tempat tinggal.
• Demi Bayar Biaya Anaknya, Ayah di China Ini Rela Jadi Badut dan Jual Balon
Dari lima fakta tentang kekerasan anak tersebut, sangat penting untuk diingat bahwa kekerasan anak tidak mengenal etnis atau ras.
Meski itu dilakukan oleh keluarga, siapa pun berhak mengingatkan agar kekerasan tersebut tidak lagi dilanjutkan.
Selain itu, sederet dampak kekerasan anak seperti gangguan mental, penyalahgunaan obat dan kegagalan dalam mengenyam pendidikan, dapat dialami anak jika mendapat kekerasan terus-menerus. (Nakita/Megiza)