Pengamat Politi, Lely Ariane mengatakan sebenarnya perlu ada 'hukuman' bagi partai yang dulu berseberangan dengan Jokowi.
"Kalau yang ini masuk ke dalam (berbagung) dengan iming-iming, apalagi bersyarat lebih baik tak usah diterima saja," katanya.
Lely kembali menjelaskan, seharusnya sebagai tokoh besar, Amien Rais bisa menjadi mediator antara Prabowo dan Jokowi.
"Dia ( Amien Rais) bisa menjadi tempat bertanya Pak Prabowo, dan tempat bertanya Pak Jokowi," katanya.
• Amien Rais Sindir Pendukung Prabowo-Sandi: Lucu, Enggak Ditawari Pak Jokowi, tapi Minta-minta
• Viral Surat Terbuka Istri Penulis Buku Jokowi People Power yang Dibawa Amien Rais,Keluarga Keberatan
Faldo Maldini pun kembali memberikan tanggapannya terkait syarat 55:45 Amien Rais.
Faldo menyebut kalau Amien Rais itu ibarat seorang kenek, sementara navigatornya adalah Zulkifli Hasan.
"Pak Amien itu kenek, ngasih tau yang bener gimana. Pak Zul itu navigatornya," ucapnya.
Sejauh ini, Faldo Maldini dan PAN masih mempertimbangkan pendapat dari Amien Rais yang notabene sebagai pendiri PAN.
Faldo memandang Amien Rais memiliki kedudukan yang tinggi di dalam patainya.
"Dan kami bersyukur dari Pak Amien, saya juga belajar banyak dari beliau. Jadi seandainya Pak Jokowi sopir, Pak Zul navigator, Pak Amien penumpang VIP, ya harus dengerin navigator, bukan penumpang VIP," tutup Faldo Maldini.
Syarat 55:45 Tidak Realistis
Partai Perindo ingin orang-orang yang duduk di kabinet Joko Widodo-Maruf Amin nantinya adalah orang yang telah berkeringat memenangkan pasangan tersebut.
Oleh karena itu, Perindo tidak terima jika Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengusulkan komposisi pembagian kursi 55:45.
"Mengenai koalisi yang pasti kita berharap yang masuk kabinet adalah orang-orang yang memang berkeringat membantu Pak Jokowi. Itu clear dan jelas. Sampai ada yang meminta 45 atau 55 kontribusinya apa terhadap permintaan seperti itu?" kata Ketua DPP Perindo Arya Sinulingga usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (22/7/2019).
Arya menilai lebih tepat jika kursi kabinet diisi seluruhnya oleh partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di pilpres lalu.